Bangkrut dan Jadi Klub Amatir, Bordeaux Pernah Juara Liga Prancis
.jpg)
CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Klub Liga Prancis Bordeaux mengajukan
kegagalan keuangan atau bangkrut pada Kamis (25/7) waktu setempat. Keputusan itu
membuat klub ini akan berlaga di liga amatir.
Klub yang bermarkas di Matmut Atlantique, barat daya Prancis
itu telah enam kali menjadi juara Liga 1 yang terakhir kali mereka raih pada
2009.
"Klub mengajukan kebangkrutan ke pengadilan komersial
Bordeaux untuk dapat memulai restrukturisasi yang diperlukan," demikian
pernyataan resmi klub sebagaimana diwartakan AFP.
"Klub terpaksa mengurungkan niatnya untuk
mempertahankan status profesionalnya karena menghadapi risiko 'sanksi berat'
jika menyampaikan rencana pemulihan yang tidak mencerminkan realitas keuangan
di masa depan," kata mereka.
Sebelum bangkrut, klub yang didirikan pada 1881 dengan nama
"Girondins" itu memerlukan dana sebesar 40 juta euro untuk
menyeimbangkan pembukuan keuangan mereka.
Pemilik Liverpool, Fenway Sports Group (FSG) sempat tertarik
untuk mengakuisisi Bordeaux namun investor asal Amerika Serikat itu mengurungkan
niatnya pada awal bulan ini.
Kesulitan keuangan yang dialami Bordeaux membuat klub itu
turun kasta ke Ligue 2 pada 2022, hanya 12 tahun setelah mencapai perempat
final Liga Champions.
Wali kota Bordeaux Pierre Hurmic mengecam kepemimpinan
pemilik klub Gerard Lopez yang dianggap tidak mampu mengelola Bordeaux.
"Saya mengetahui keputusan mendadak dan pribadi yang
dibuat oleh Gerard Lopez," kata Pierre Hurmic kepada AFP.
"Ini menegaskan manajemen berisiko yang telah membawa
klub kami dalam kurun waktu tiga tahun dari level elite Ligue 1 ke level
amatir," tambah Wali kota Bordeaux.
Sebelum Paris Saint Germain berkuasa di Liga Prancis,
Bordeaux merupakan salah satu klub elit di Liga 1.
Les Girondins pernah diperkuat pemain beken dunia sekaliber
Zinedine Zidane, Bixente Lizarazu, Christophe Dugarry, serta gelandang Real
Madrid Aurelien Tchouameni.
"Saya merasa sangat sakit seperti semua orang yang
mencintai klub ini," kata pemenang Piala Dunia 1998 Bixente Lizarazu.
"Apa yang terjadi, sayangnya adalah hasil dari
manajemen sepak bola dan keuangan yang buruk selama bertahun-tahun," tambah
dia.
Salah satu konsekuensi dari kebangkrutan klub adalah
ditutupnya akademi sepak bola dan diputusnya kontrak para pemain profesional.
Sumber: ANTARA