Home > PSM

KOLOM ANDI SURUJI: Parepare Menjual Suara Tavares

Bernardo Tavares - (foto by @psm_makassar/instagram)

KEMBALINYA PSM Makassar bermarkas di Stadion BJ Habibie dalam musim kompetisi Super League sejatinya menjadi berkah bagi Kota dan masyarakat Parepare.

Bukan hanya patut disyukuri. Sekaligus harus dikelola dengan baik. Untuk mendapatkan benefit bernilai tambah yang berlipat.

Berkah? Kembalinya PSM bermarkas di Parepare, jelas akan menambah jumlah dan frekuensi kunjungan orang ke Parepare. Mereka tentu membawa uang karena butuh makan, minum, ngopi, beli tiket, dan keperluan lainnya.

Dengan demikian, otimatis bahan bakar dan pelumas ekonomi Parepare bertambah. Pada titik inilah Pemkot Parepare seharusnya lebih kreatif mengelola itu.

Pelatih Kepala PSM Makassar Bernardo Tavares sudah berulang kali pula bertetiak memohon agar suporter datang ke stadion menyaksikan pertandingan dan mendukung PSM.

Teriakan Tavares melalui media itu hendaknya tidak dibaca untuk kepentingan PSM sendiri. Tidak diartikan sebagai dukungan secara psikologis pembakar semangat tim semata.

Sejatinya Tavares telah menjadi "marketer" untuk ekonomi Parepare. Permintaannya itu harus dibaca sebagai ajakan agar orang datang ke Parepare. 

Harusnya dimanfaatkan situasi itu. Pemkot mengkapitalisasi, memikirkan cara agar semakin banyak orang tertarik datang ke Parepare. Menonton pertandingan atau tidak.

Misalnya, setiap hari pertandingan PSM di Stadion BJ Habibie, Pemkot menggelar kegiatan yang dapat memancing orang datang. Bukan sekadar mereka datang menonton pertandingan lalu pulang.

Banyak kegiatan yang dapat dikelola. Misalnya, pagi hari sebelum pertandingan, Pemkot menggelar lomba perahu dayung di pantai Parepare. Atau atraksi apa pun yang memiliki daya tarik wisata.

Siang harinya ada festival makan enak dan bergizi. Ikan, cumi, udang melimpah dari nelayan Parepare, Pinrang dan Barru.

Parepare juga terkenal dengan bisnis pakaian bekas. Populer dengan istilah cakar alias cap karung. Bisa juga dikelola dengan model bisnis fashion festival.

Para pedagang cakar dibimbing mendaur ulang (permak) pakaian bekas itu. Lalu dikemas dengan baik supaya ada nilai tambah. Harga dimark-up dari harga apa adanya fresh from karung.

Ya, bisa juga digelar fashion show hasil modifikasi pakaian berbahan cakar di pinggir pantai. Atau di taman yang biasa digunakan para suporter istirahat setiba di kota sebelum pertandingan. Tambahkan panggung hiburan band anak-anak muda Parepare. Seru.... 

Bisa juga bikin kompetisi sepakbola atau futsal antarkelompok suporter. Pertandingan disusun mengikuti jadwal PSM. Suporter malah bisa menginap di Parepare. Ada nilai tambah ekonomi lagi bagi masyarakat.

Lebih dari itu, Pemkot bisa mengajak pengusaha untuk mensponsori kegiatannya. Atau sekalian menggelar berbagai kegiatan promotif dan penjualan, memanfaatkan momentum hari pertandingan kandang PSM. 

Jangan lihat jumlah penduduk Parepare sebagai konsumen. Tetapi pengunjung dari daerah lain yang bisa ditarik dengan aneka kegiatan. 

Posisi geografis Parepare di tengah wilayah provinsi Sulsel. Mudah dijangkau, akses lancar, infrastruktur jalan bagus.

Kata pepatah, ada gula ada semut. Diperlukan kreativitas Pemkot menciptakan gula di Parepare agar semut berdatangan. Bikin kegiatan yang menarik minat pengunjung.

Pemkot Parepare jangan mau cuma berpangku tangan. Hanya menunggu sewa lapangan dari PSM dan retribusi parkir penonton. 

Padahal pendapatan daerah dan masyarakat sangat bisa dilipatgandakan jika dipicu kreativitas Pemkot dengan aneka kegiatan penarik pengunjung. Usaha kecil, menengah menjadi lebih dinamis.

Ekspektasi saya sewaktu pertandingan perdana pembukaan musim kompetisi di Parepare antara PSM Makassar melawan Persijap, Pemkot pasti meramaikannya. Menggelar kegiatan spektakuler. 

Saya mencari info di sosmed, tidak ada. Benar, pertandingan perdana itu pun berlalu begitu saja. Pertandingan biasa saja.

Pemkot rupanya tidak melihatnya sebagai momentum ekonomi. Hanya sebatas kegiatan olahraga, khususnya sepakbola. 

Padahal itu momentum bagus. Laga perdana pembukaan musim kompetisi. PSM kembali berkandang di stadion dimana mereka mengangkat Piala Juara. 

Sepakbola sudah bertransformasi menjadi industri dengan segala macam nilai tambah yang bisa diciptakan. 

Bahkan suara Tavares yang selalu mengajak suporter ke stadion, sepantasnya diganjar Pemkot dengan biaya sewa stadion yang murah bagi PSM. Stadion dan segala keperluan dan syarat pertandingan dilengkapi. 

Suara Tavares bukan semata untuk kepentingan tim PSM, tetapi suara yang memasarkan dan menjual Parepare. Pemkot seharusnya mengkapitalisasi keberadaan PSM berkandang di Parepapare.

Betapa senangnya Pemkot Balikpapan ketika PSM berkandang di Stadion Batakan. Biaya sewa stadion didiskon. Segala kebutuhan dan persyaratan stadion dipenuhi. 

Padahal mereka tahu suporter PSM pasti tidak banyak yang datang menonton. Pemkot berpikir ekonomi, Balikpapan disebut, mencuat di media. Stasiun televisi siaran langsung. Promosi daerah yang luar biasa.

Pemkot Parepare? Ayo bangkit bersama PSM, menciptakan momentum pemacu akselerasi roda-roda ekonomi masyarakat. Meningkatkan pendapatan daerah yang lebih baik.