Aliah Sakira Ukir Sejarah: Dari Makassar ke Istana Bawa Baki 'Merah Putih'

CELEBESMEDIA.ID, Makassar – Aliah Sakira, siswi SMAN 14 Makassar, Sulawesi Selatan, mencatatkan namanya dalam sejarah sebagai pembawa baki Bendera Merah Putih dalam upacara penurunan bendera di Istana Merdeka, Jakarta, pada Minggu (17/8). Momen tersebut menjadi puncak pencapaian bagi gadis kelahiran 1 Oktober 2008 itu.
Peran istimewa yang diemban Aliah dalam peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia bukan hanya mengharumkan namanya, tetapi juga menjadi kebanggaan bagi masyarakat Sulawesi Selatan.
“Hari ini mendapat kesempatan dan tanggung jawab yang besar, untuk menurunkan Sang Saka Merah Putih. Rasanya sangat bangga bisa sampai tahap ini,” ujar Aliah, dikutip dari laman resmi Pemprov Sulsel, Senin (18/8).
Perjalanan Tak Mudah Menuju Istana
Aliah merupakan putri dari pasangan Djabbar B dan Azmach Febriany. Ia memulai perjalanannya sebagai calon Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) melalui seleksi ketat dari tingkat sekolah hingga nasional. Namun perjuangannya tak selalu mulus.
Salah satu tantangan terbesar datang di hari pertama seleksi tingkat provinsi. Sang kakek wafat saat proses seleksi berlangsung.
“Ini pukulan terbesar dan Aliah sangat tegar sampai menyelesaikan seleksi hari pertama,” kenang Azmach Febriany, ibu Aliah.
Keberhasilan Aliah menembus seleksi nasional mengantarkannya sebagai salah satu dari enam wakil Sulawesi Selatan. Pada 23 Juni 2025, Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, secara simbolis melepas mereka menuju pelatihan nasional dengan pesan agar menjaga kekompakan serta nama baik daerah.
Kebanggaan dan haru menyelimuti keluarga Aliah saat menyaksikan secara langsung ia mengemban tugas membawa baki Bendera Merah Putih. Sang ibu bahkan tak mampu menahan air mata.
“Pas ketemu tadi, dia hanya menangis. Setelah lebih dari satu bulan tidak bertemu dan tidak berkomunikasi sama sekali, rasanya luar biasa. Saat melihat langsung ia membawa baki, tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata,” ujar Azmach dengan mata berkaca-kaca.
Azmach baru mengetahui peran spesifik putrinya beberapa saat sebelum upacara. “Tadi pagi, setelah mengambil undangan. Gak nyangka pastinya, kayak mau memastikan saat sore aja pas liat langsung,” tuturnya.
Di balik pencapaian itu, Azmach menegaskan bahwa dukungan utama yang diberikan keluarga adalah kekuatan mental. “Kami tidak pernah menekan, hanya minta dia tunjukkan yang terbaik. Jangan cepat berbangga hati, tetap rendah diri di keadaan apa pun,” jelasnya.
Menurut Azmach, Aliah memang telah menunjukkan tanggung jawab sejak kecil. “Saya tahu dia pribadi yang bertanggung jawab. Sejak kecil ia sudah terbiasa menjaga adik-adiknya, jadi saya yakin ia bisa diberi tanggung jawab sebesar ini,” tambahnya.
Tak hanya menjadi kebanggaan keluarga, Aliah juga menjadi inspirasi bagi pemuda-pemudi di tanah kelahirannya.
“Pesan saya, jangan pernah menyerah. Percaya pada kemampuan diri sendiri, berusaha, dan yakin. Aliah adalah contoh bahwa anak-anak Sulsel juga bisa dilirik di tingkat nasional,” kata Azmach penuh semangat.
Kini, Aliah kembali bersiap menapaki langkah selanjutnya dalam pendidikan. Ibundanya berharap ia tetap membumi dan kembali fokus ke sekolah. “Kalau ke depan dia mau mendaftar ke Akademi Kepolisian, kami hanya bisa mendukung dan mensupport,” tutupnya.
Formasi Lengkap Tim Paskibraka Penurunan Bendera 17 Agustus 2025 di Istana Negara
- Danpok 17: Adinata Kurniawan Harahap (Sumatera Utara)
- Pembawa Baki: Aliah Sakira (Sulawesi Selatan)
- Cadangan Pembawa Baki: Sultana Najwa (DKI Jakarta)
- Danpok 8: I Kadek Mentor Sad Ananta Wicaksana (Bali)
- Penggerek: Hilton Pratama Mantong (Sulawesi Barat)
- Pembentang: Muhammad Ghaalib Al Ghifari (Lampung)
- Anggota Kelompok 8:
- Anindya Putri Aprilia (Jawa Tengah)
- Tersisia Devota (Papua Selatan)
- Thifaal Maahirah Atika (Kepulauan Riau)