Ini Profil Pelajar Sulsel yang Terpilih jadi Paskibraka Nasional

Muh Azwar (ketiga dari kiri) dan Bintang (ketiga dari kanan)- (foto by sulselprov.go.id)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Dua pelajar asal Sulawesi Selatan terpilih menjadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) nasional yang akan bertugas pada Hari Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Negara, Jakarta, pada 17 Agustus 2022.

Mereka adalah Bintang (putri) dari SMA Negeri 7 Baebunta Selatan, Kabupaten Luwu Utara dan Muhammad Azwar dari SMA Negeri 3 Bone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.

Keberhasilan mereka masuk dalam Paskibraka nasional setelah melalui serangkaian tahapan seleksi ini. Dimulai dengan seleksi administrasi, tes kesehatan, tes tertulis, tes Pembinaan Ideologi Pancasila (PIP) oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), dan beberapa rangkaian tes lainnya.

Berikut ini profil dari dua pelajar Sulsel yang terpilih menjadi Paskibraka nasional 2022. 

  • Bintang, SMAN 7 Luwu Utara

Wanita berhijab itu bernama Bintang. Pelajar kelahiran Awo-awo, 21 Juni 2006 merupakan siswa kelas X di SMA Negeri 7 Luwu Utara. 

Sekolah tersebut berlokasi di Jalan Pendidikan, Desa Lara, Kecamatan Baebunta Selatan, Kabupaten Luwu Utara.

Bintang saat ini tinggal bersama neneknya di Dusun Pondang, Desa Lara. Sementara ayahnya Nohar Haryono dan Ibunya yang bernama Bunga eja berada di Sidrap. 

Perempuan bertinggi 165 cm ini  akan membawa harum nama daerah di tingkat nasional. 

"Insya Allah saya akan berjuang sekuat mungkin untuk memberikan kebanggaan bagi Luwu Utara," tuturnya seperti yang dikutip dari tribun timur.com

  • Muhammad Azwar, SMA Negeri 3 Bone 

Pelajar kelahiran Watampone, 15 September 2006 ini berhasil terpilih menjadi Paskibraka tingkat nasional. 

Azwar saat ini masih duduk di bangku Kelas X di SMAN 3 Bone. Pria dengan Tinggi 177 cm ini bangga bisa mengharumkan Kabupaten Bone. 

Ia mengaku senang sekaligus bangga menkadi bagian dalam pasukan pengibar bendera yang akan bertugas di Istana Negara 17 Agustus nanti. 

"Tantangannya cukup berat, karena harus mempersiapkan fisik dan mental serta pengetahuan. Terutama tes samapta, jadi latihan harus rutin dilaksanakan. Saya sangat senang karena bisa membanggakan orang tua, sekolah dan membawa nama Bone," ucapnya seperti yang dikutip dalam wawancara khusus di tribunntimur.com.