Fakta Menarik Gerhana Blood Moon 7 September, Bulan Merah 'Menyala'

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Fenomena langit langka akan kembali menghiasi langit Indonesia pada malam 7 September 2025. Sebuah gerhana bulan total atau yang dikenal dengan sebutan Blood Moon diprediksi akan tampak jelas dari berbagai wilayah di Nusantara.
Tak sekadar indah dipandang, gerhana ini juga menyimpan sejumlah fakta ilmiah menarik yang jarang terjadi. Dari warna merah dramatis yang menyelimuti Bulan hingga durasi totalitas yang luar biasa panjang, berikut sejumlah fakta penting seputar Blood Moon 2025 yang perlu Anda ketahui.
1. Fenomena Astronomi Langka yang Jarang Terjadi
Gerhana bulan total atau dikenal sebagai Blood Moon merupakan fenomena langka dalam dunia astronomi. Meskipun rata-rata terjadi dua kali dalam setahun, sebagian besar gerhana bulan yang diamati adalah penumbral atau parsial. Hanya sekitar 29 persen yang benar-benar mencapai fase total, menjadikannya peristiwa yang istimewa untuk diamati.
Uniknya, meskipun fenomena ini tergolong rutin dalam skala global, tidak semua wilayah di Bumi berkesempatan melihatnya secara langsung. Lokasi tertentu hanya bisa menyaksikan gerhana bulan total kira-kira setiap dua setengah tahun sekali. Ini disebabkan oleh posisi dan orientasi Bumi, Bulan, dan Matahari yang harus sejajar sempurna agar gerhana total bisa terjadi dan terlihat dari wilayah tersebut.
2. Alasan Disebut Blood Moon
Istilah Blood Moon muncul karena penampakan Bulan saat gerhana total yang berubah warna menjadi merah gelap atau jingga. Warna ini bukanlah karena Bulan mengeluarkan cahaya sendiri, melainkan hasil dari pembiasan cahaya Matahari oleh atmosfer Bumi.
Selama gerhana total, Bumi sepenuhnya menghalangi cahaya Matahari yang menuju Bulan. Namun, sebagian kecil cahaya masih bisa menembus atmosfer Bumi dan dibiaskan ke arah permukaan Bulan. Cahaya yang berhasil melewati atmosfer inilah yang menyebabkan Bulan tampak kemerahan mirip warna darah sehingga diberi julukan dramatis sebagai Blood Moon.
3. Gerhana Bulan Total Terpanjang Sejak 2022
Peristiwa yang terjadi pada malam 7 hingga dini hari 8 September 2025 ini diprediksi menjadi salah satu gerhana bulan total dengan durasi terpanjang dalam beberapa tahun terakhir. Menurut laporan dari Live Science, fase totalitas saat Bulan sepenuhnya tertutup bayangan umbra Bumi akan berlangsung selama sekitar 82 menit.
Jika dihitung dari awal hingga akhir proses gerhana, durasinya mencapai lebih dari lima jam. Dengan waktu totalitas selama 1 jam 22 menit, gerhana ini hanya sedikit lebih singkat dibandingkan dengan gerhana bulan total pada Mei 2022 yang berdurasi 84 menit. Namun tetap saja, durasi ini menjadikan gerhana 2025 sebagai salah satu yang paling signifikan dalam sejarah modern.
4. Indonesia Salah Satu Lokasi Terbaik untuk Menyaksikan
Kabar baik bagi masyarakat Indonesia, gerhana bulan total 2025 ini akan terlihat secara penuh dari berbagai wilayah di Tanah Air. Mulai dari fase awal, puncak, hingga fase akhir, semuanya bisa disaksikan tanpa harus bepergian ke luar negeri.
Mengutip akun Instagram Observatorium Bosscha gerhana bulan dapat disaksikan di langit Indonesia.
Selain Indonesia, fenomena ini juga akan tampak jelas dari kawasan Asia lainnya dan Australia bagian barat. Beberapa wilayah di Eropa, Afrika, Australia timur, serta Selandia Baru juga dapat menyaksikan sebagian fase gerhana. Sayangnya, masyarakat di Amerika tidak akan dapat melihat peristiwa ini secara langsung karena posisi geografis yang kurang menguntungkan.