Dulu Beli Galon, Kini Air Bersih Mengalir ke Rumah Warga NTI

Fendi, warga NTI, menunjukkan air PDAM yang sudah mulai berjalan lancar dan bersih, Kamis (13/11) - (foto by Rifki)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar — Di sudut timur Kota Makassar, tepatnya di Perumahan Nusa Tamalanrea Indah (NTI), suara gemericik air kini terdengar di setiap rumah. Suara yang sederhana itu, bagi warga NTI, berarti lebih dari sekadar air, penantian panjang yang akhirnya berakhir setelah 27 tahun.

Selama hampir tiga dekade, warga NTI hidup dalam keterbatasan. Tidak ada aliran air bersih dari PDAM yang stabil, bahkan sebagian besar hanya bergantung pada air isi ulang dan sumur pribadi untuk memenuhi kebutuhan harian.

“Kadang airnya keruh sih, kadang-kadang ya. Kalau didiamkan seharian pasti kayak ada serbuk putih-putihnya, pasir,” ujar Andi (24), warga NTI, saat ditemui CelebesMedia.id, Kamis (13/11).

Ia masih mengingat masa ketika air bahkan tidak mengalir sama sekali akibat pipa bocor di sekitar minimarket kompleks.

“Tapi awal tahun ini sudah mulai bagus. Sekarang sudah bisa dipakai untuk masak dan minum juga,” tambahnya.

Dulu, Andi dan keluarganya harus membeli air isi ulang setiap beberapa hari sekali.

“Sebelumnya kami beli galon isi ulang, Rp6 ribu satu, habisnya tiga harian. Belinya keluar kompleks NTI, di jalan poros,” katanya.

Kini, aliran air yang lebih jernih dan stabil membuat hidup terasa lebih ringan.

“Airnya sekarang sudah bagus, apalagi ada meteran masing-masing. Banjir juga sudah jarang,” ujarnya dengan senyum lega.

Cerita serupa datang dari Elisabeth, warga yang telah tinggal di NTI sejak 1992. Ia menyaksikan bagaimana perjuangan warga mencari air bersih menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

“Kosan saya sejak 1992, tapi kita tidak langsung pakai air PDAM. Tahun 2000-an baru masuk. Di sini ada 18 pintu kosan, kamar yang terisi cuma enam, harganya Rp500 ribu per bulan,” tuturnya.

Selama bertahun-tahun, Elisabeth mengandalkan sumur pribadi sedalam empat meter yang tak pernah kering, bahkan saat kemarau panjang. Air sumur digunakan untuk mencuci dan mandi, sementara air PDAM yang sering macet hanya dipakai untuk masak dan minum.

“PDAM yang kami minum saja. Biasa musim hujan pertama jalan keruh, tapi kita tidak ambil terus-terusan, isi ember saja sampai penuh, ada enam ember, jadi bisa 2–3 bulan baru isi lagi,” ujarnya.

Namun, kendala air tidak berhenti di situ. Meskipun suplai air kadang terputus selama berbulan-bulan, tagihan tetap datang setiap bulan.

“Bayarnya tetap, biar tidak pakai. Kalau tidak dipakai Rp35 ribu, dipakai Rp50 ribu. Tapi Puji Syukur sekarang sudah jalan lagi baru kemarin,” tambahnya dengan nada lega.

Perumahan NTI dibangun sekitar tahun 1997, dan sejak itu masalah air bersih menjadi cerita lama yang tak pernah selesai. Baru di masa pemerintahan Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, solusi nyata akhirnya hadir.

Dalam kunjungannya ke NTI pada Selasa (11/11/2025), Munafri datang langsung bersama jajaran Direksi PDAM Makassar dan Dinas Pekerjaan Umum untuk memastikan distribusi air dari jalur Tallo ke wilayah timur kota benar-benar mengalir.

“Setelah proses penyambungan pipa dari Tallo menuju ke wilayah timur kota, kita lihat ujungnya. Kalau air masih belum mengalir, kita telusuri apa masalahnya, sehingga sudah ditemukan solusi,” ujarnya saat berdialog dengan warga.

Menurut Munafri, persoalan utama terletak pada perbedaan ukuran pipa instalasi yang digunakan sejak awal pembangunan, yang menyebabkan tekanan air tidak merata.

“Setelah diidentifikasi, ternyata di sini sudah bisa mengalir, walaupun masih harus dibantu dengan pompa,” tambahnya.

Munafri menegaskan bahwa air bersih adalah hak dasar masyarakat.

“Air bersih ini bukan kemewahan, tapi hak masyarakat. Jadi pemerintah harus hadir memastikan setiap warga mendapatkan layanan yang layak,” tutupnya.

Bagi warga NTI, cerita tentang air bersih bukan hanya catatan pembangunan, tetapi kisah perjuangan hidup. Dulu, setiap tetes air galon berharga mahal dan harus dijaga sehemat mungkin. Kini, air mengalir langsung dari keran sesuatu yang dulu terasa mustahil.

Suara aliran air di pagi hari kini menjadi simbol kemenangan warga atas waktu dan kesabaran. Setelah 27 tahun menanti, NTI akhirnya bisa menikmati hak dasar yang seharusnya mereka miliki sejak lama: air bersih yang mengalir tanpa harus menunggu hujan turun.

Laporan: Rifki