Makassar Hujan Padahal Sudah Kemarau, Ini Penyebabnya

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Intensitas hujan di Makassar masih cukup tinggi beberapa hari terakhir meski telah memasuki musim kemarau.

Anomali curah hujan ini sebenarnya telah  terjadi sejak Mei 2025 dan akan terus terjadi hingga Oktober 2025 di sebagian besar wilayah Indonesia menurut prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Prakirawan BMKG Wilayah IV Makassar, Agusmin menjelaskan jika hujan di Makassar di musim kemarau ini disebabkan 2 faktor yakni Madden-Julian Oscillation (MJO) dan gelombang Rossby Ekuator.

"Hujan di kota Makassar beberapa hari ini terjadi karena fenomena cuaca global, yakni Madden-Julian Oscillation (MJO) yang sedang aktif di wilayah Indonesia, serta gelombang Rossby Ekuator juga terpantau aktif di Sulawesi bagian Selatan sehingga mendukung pertumbuhan awan hujan di wilayah Sulawesi Selatan," jelasnya kepada Celebesmedia.id, Selasa (8/7) sore.

Madden-Julian Oscillation adalah fenomena cuaca tropis berupa pola pergerakan awan dan curah hujan yang bergerak dari Samudera Hindia ke Samudera Pasifik. Biasanya berlangsung 30 hingga 60 hari.

Sedangkan Rossby Ekuatorw adalah gelombang atmosfer yang bergerak ke arah barat di dekat wilayah ekuator dan dapat memicu pertumbuhan awan hujan.

Hal ini kata Agusmin menjadikan musim kemarau tahun ini sebagai kemarau basah.

"Saat ini sdh memasuki musim kmarau cuman sifat hujan di musim kemarau saat ini di atas normal sehingga disebut kemarau basah," jelasnya.

Agusmin menerangkan jika dampak kemarau basah lebih pada ke sektor pertanian. Selain itu juga berpotensi menyebabkan bencana hiderometeorologi.

"Dampak kemarau basah lebih salah satu pengaruhnya terganggunya jadwal tanam/panen petani," kata Agusmin.

"Jika ditanya rawan banjir tidak menutup kemungkinan dapat terjadi seperti beberapa hari yg lalu terjadi dibeberap wilayah sulsel karena intensitas hujan bervariasi tergantung kondisi dinamika atmosfer saat itu," tutupnya.