5 Fakta Menarik Benteng Rotterdam yang Jarang Diketahui

Arsitektur Keren Benteng Fort Rotterdam. (Wikimedia Commons/Sanko)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Fort Rotterdam atau Benteng Rotterdam terletak di Jalan Ujung Pandang, Bulo Gading merupakan bangunan bersejarah yang masih berdiri kokoh di Kota Makassar.

Menjadi saksi bisu perjuangan rakyat Makassar dalam melawan penjajahan, Benteng Rotterdam memiliki nilai histori yang besar.

Merangkum dari berbagai sumber, berikut ini 5 fakta terkait Benteng Rotterdam yang jarang diketahui banyak orang.

1. Terbuat dari tanah liat

Jika bangunan di masa kini tebuat dari batako atau bata, berbeda dengan Benteng Rotteram yang awalnya sebagian besar bangunannya terbuat dari tanah liat.

Barulah pada masa Raja Gowa ke-14, Sultan Alauddin, Benteng Rotterdam direnovasi menjadi bangunan bata dan batu yang lebih kokoh dengan tujuan memperkuat pertahanan kerajaan Gowa-Tallo dari ancaman luar.

2. Filosofi bentuk Benteng Rotterdam

Benteng Rotterdam memiliki bentuk yang unik yang menyerupai penyu yang sedang merangkak ke arah laut. Bentuk ini dipercaya melambangkan filosofi Kerajaan Gowa, yang memiliki kekuatan di darat maupun di laut.

3. Tempat tinggal petinggi VOC

Pada masa pendudukan Belanda, Benteng Rotterdam menjadi pusat administrasi dan pertahanan Belanda di wilayah Indonesia bagian timur.

Benteng ini digunakan sebagai tempat tinggal bagi para pejabat tinggi VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie).

Kini Benteng Rotterdam berfungsi sebagai salah satu situs wisata sejarah yang banyak dikunjungi wisatawan

4. Terdapat ruang tahanan

Jika berjalan-jalan di area Benteng Rotterdam, pengunjung akan menemukan suatu ruangan yang dulunya merupakan ruang tahanan.

Salah satu ruang tahanan yang terkenal adalah tempat di mana Pangeran Diponegoro, seorang pahlawan nasional Indonesia, ditahan setelah ditangkap oleh Belanda pada tahun 1830.

5. Nama Benteng Rotterdam

Sebelum jatuh ke tangan Belanda, Benteng  Rotterdam bernama Benteng Jumpandang atau Benteng Ujung Pandang.

Setelah jatuh ke tangan Belanda pada tahun 1667, pasca Perjanjian Bongaya, benteng ini diambil alih dan diberi nama baru, yaitu Fort Rotterdam, oleh Cornelis Speelman, seorang jenderal Belanda yang berasal dari kota Rotterdam di Belanda.