Pengamat: Subsidi Ditarik Picu Kenaikan Harga Pangan

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Harga sejumlah komoditas pangan yang kian melonjak di atas harga normal terus dikeluhkan warga.

Sejumlah pangan, seolah silih berganti mengalami tren kenaikan harga. Meski ada beberapa komoditas pangan yang turun harga namun belum mencapai titik normal, kemudian disusul dengan kenaikan harga komoditas pangan lainnya.

Mulai dari harga tomat, cabai, bawang, sayuran hingga beras konsisten di atas harga normalnya. 

Pengamat Ekonomi, Firman Menne menduga ketidakstabilan harga pangan dipicu biaya produksi dan transportasi yang juga kian menjulang. Naiknya harga produksi disebabkan dicabutnya subsidi di masyarakat, baik itu subsidi BBM, listrik maupun LPG.

Firman menilai penarikan subsidi yang dilakukan pemerintah memiliki peran krusial dalam mempengaruhi harga pangan. 

"Subsidi BBM ditarik, kemudian LPG, listrik dan pajak, jadi semua elemen ini mengalami kenaikan. Sehingga ini yang memicu terjadinya kenaikan harga barang-barang yang lain, karena kan kalau ini yang naik. Berarti biaya produksi juga naik, mau tidak mau pedagang juga harus naikkan harga dagangannya diatas harga normal," jelas Pengamat Ekonomi, Firman Menne. 

Pengaruh lainnya kata Dosen Universitas Bosowa Makassar tersebut, ialah alokasi APBN untuk membayar utang dan bunga. Hal ini menyebakan ekonomi Indonesia melemah secara global. 

Firman berpesan, agar pemerintah lebih intens menggelar pasar murah sebagai salah satu cara untuk meringankan beban masyarakat terhadap harga pangan kini. 

"Selain pasar murah, harusnya  pemerintah lebih mengoptimalkan penggunaan sumber daya alam lokal untuk perlahan mengurangi impor," tutupnya.

Laporan: Riski