Tekan Gejolak Harga Pangan Jelang Ramadan, KPPU Sarankan Pasar Murah

Kepala Bidang Kajian dan Advokasi Kantor Wilayah VI KPPU Makassar, Hasiholan Pasaribu - (ist)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Jelang bulan suci Ramadan, beberapa komoditas pangan mengalami lonjakan harga, baik di pasar tradisional maupun pasar modern.

Selain beras yang harganya berada di kisaran Rp365.000 - Rp410.000 per karung ukura  25 kilogram. Harga telur juga melonjak menjadi Rp63.000 per rak, naik Rp5.000 per rak. Gula juga kian mahal. Saat ini gula dijual dengan harga Rp18.000 per kilogram.

Cabai juga turut naik. Cabai rawit dari harga Rp20.000 naik menjadi Rp40.000 per kilogram. Cabai merah keriting dari 25.000 menjadi Rp50.000 per kilogram. Termahal cabai besar dari Rp30.000 menjadi Rp60.000 per kilogram. Semua jenis cabai naik 100 persen dari harga normal.

Melihat kondisi itu, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Makassar menyarankan agar pemerintah menggelar operasi pasar untuk menekan gejolak harga pangan mendekati Ramadan. 

Namun, menurutnya untuk Pasar Murah tersebut, juga harus mempertimbangkan lokasi. Karena Pasar Murah seyogyanya tidak diadakan dekat dari pasar tradisional yang dapat menimbulkan persaingan harga.

"Selama ini yang dilakukan dan cukup efektif adalah Pasar Murah, ini cukup efektif untuk mengontrol harga pangan dan memastikan stok tercukupi. Tapi memang pasar murah ini tidak boleh atau disarankan untuk pemilihan lokasinya jauh dari pasar tradisional karena bisa menimbulkan persaingan harga," Kepala Bidang Kajian dan Advokasi Kantor Wilayah VI KPPU Makassar, Hasiholan Pasaribu kepada CELEBESMEDIA, Jumat (8/3).

Selain pasar murah, ia menyarankan agar juga diadakan operasi pasar untuk memeriksa ketersediaan stok dan cek harga pangan.

"Perlu juga diadakan aksi pasar atau turun ke pasar untuk sidak dan survey terhadap harga dan ketersediaan stok ini untuk menekankan bahwa pemerintah hadir untuk mengontrol harga pangan dan memastikan ketersediaan stok pangan," sambungnya

Ia melihat gejolak harga pangan ini dipicu tingginya permintaan konsumen.

"Kita melihat bahwa memang permintaan terhadap bahan pokok tersebut relatif tinggi sehingga secara ekonomis akan mengakibatkan harga naik apalagi menjelang Ramadan, dan ini terjadi setiap tahun begitupun di hari-hari besar lainnya," jelasnya

Laporan : Riski