RSKD Dadi Full, Harap Dinsos Sediakan Rumah Singgah

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Okupansi tempat tidur Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Dadi Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) penuh. Sehingga jika ada pasien yang perlu penanganan rawat inap harus dialihkan ke rumah sakit lain.
"Bukan kita menolak pasien, kita tidak pernah menolak pasien, tapi memang kondisi tempat tidur yang sudah tidak tersedia, sementara pasien semuanya pasti butuh tempat tidur," ucap Pelaksanaan Tugas (Plt) Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) RSKD Dadi, Abdul Malik kepada CELEBESMEDIA.ID, Rabu (23/4).
Berdasarkan hasil penelusuran tim CELEBESMEDIA.ID, tempat tidur untuk pasien BPJS kelas 3, disiapkan sebanyak 327, namun per hari ini, Rabu (23/04) semua tempat tidur penuh.
Yang tersisa hanya ruangan VIP dengan jumlah 1 kamar, ruang perawatan kelas 1, 30 untuk laki-laki dan 17 untuk perempuan, serta 2 kamar untuk pasien BPJS kelas 2.
Abdul Malik mengeluhkan banyaknya kendala yang dihadapi saat menangani pasien. Namun yang menjadi penyebab utama penuhnya okupansi tempat tidur di RSKD Dadi.
Beberapa kendala yang dialami sejauh ini diantaranya menurut Malik, banyak pasien Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ) yang dijaring oleh Dinas Sosial dari berbagai kabupaten di Sulsel.
Meski demikian kata Malik, jumlah ODGJ yang dirawat di RSKD Dadi umumnya dari Makassar sebanyak 50 orang.
Ia membeberkan sebagian besar ODGJ yang dipasok oleh Dinsos Makassar telah layak untuk dipulangkan, namun kendalanya keluarga dari ODGJ tersebut tidak diketahui keberadaannya, sehingga pihak RSKD harus kembali menampung mereka.
"Dinsos Makassar ini paling banyak yang mereka jaring ODGJ, ada kurang lebih 50 pasiennya yang ada disini, dan sebagian besar itu sudah layak untuk dipulangkan, tapi kan mereka tidak terdeteksi keberadaan keluarganya, sehingga ada kebingungan mengenai dimana ODGJ ini harus dikembalikan, " Ungkap Kabid Plt Humas RSKD Dadi, Abdul Malik saat ditemui tim CELEBESMEDIA.
Malik pun berharap, agar Dinsos baik Makassar maupun kabupaten dan kota lainnya di Sulsel bisa menyediakan rumah singgah atau panti untuk ODGJ yang telah membaik kondisinya yang telah dirawat di RSKD Dadi. Sehingga RSKD Dadi bisa merawat pasien baru yang benar-benar butuh penanganan.
"Kami rasa, kehadiran Panti ODGJ atau semacam rumah singgah untuk ODGJ itu sangat dibutuhkan, kalau Panti atau rumah singgah ODGJ ini ada, para ODGJ bisa dikembalikan fungsi sosialnya, Tapi ini sebenarnya ranah dari Dinas Sosial," ujarnya.
Sama halnya pasien asal Makassar, RSKD Dadi juga sulit mendeteksi keberadaan keluarga pasien.
"Ini kan pasien luar provinsi ada 19 orang, ini berasal dari provinsi yang berbeda-beda, ada dari Sulawesi Barat, NTT, Jawa Tengah dan lain-lain, terkendala juga untuk kita mengembalikan pasien karena keluarganya tidak terdeteksi keberadaannya, jadi itu kendalanya, sehingga kita harus tampung mereka, daripada ditelantarkan, tapi kita juga coba hubungi Dinsos dari provinsi mereka agar bisa menerima," jelasnya.
Malik mengatakan pihak manajemen RSKD Dadi terus putar otak untuk bisa menampung seluruh pasien yang memang membutuhkan perawatan.
Pihaknya pun menyediakan fasilitas pengantaran pasien menuju ke rumahnya setelah pasien dianggap layak untuk dipulangkan, terutama untuk pasien yang berdomisili di luar Kota Makassar.
Laporan: Riski - Andhika