Bakso Minggu, Kuliner Legendaris Justru Tutup di Hari Minggu

Bakso Minggu di Jalan Jenderal Sudirman Makassar - (foto by Cal)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Bakso Minggu, nama yang unik untuk kuliner berkuah. Menariknya bakso ini tidak dijual di hari Minggu.  Sehingga bagi yang ingin mencicipi bakso minggu harus bersabar menunggu hari Senin hingga Jumat. Sebab di hari Sabtu dan Minggu, lapak bakso ini tidak buka.

Disebut bakso minggu sesuai dengan nama penjualnya. Bakso ini dijual oleh Dominggus, pria asal Tana Toraja. Dalam kesehariannya Dominggus dipanggil dengan sebutan Minggu oleh kerabat maupun kenalannya.

Ada alasan mengapa Minggu tidak berjualan di hari Minggu. Sebab lapak tempatnya berjualan kurang ramai di akhir pekan sebab lokasinya berada di depan sekolah dan di samping Menara Bosowa.

“Sekolah tutup di hari Sabtu dan Minggu. Banyak juga kantor yang tutup di akhir pekan, jadi kurang ramai,” jelas Minggu.

Minggu mengaku telah berjualan bakso sejak tahun 1970. Artinya bakso olahannya telah ia jajakan selama 52 tahun.  

"Lebih tua usahaku dari perusahaan Bosowa, sudah 52 tahun mi hanya beda nasib ji kodong," ujar Minggu

Pria berkumis tebal ini kemudian mengenang kisah awalnya saat berjualan bakso. Dulunya ia hanyalah seorang pembawa gerobak bakso milik majikannya tempat ia bekerja. Ia pun ke merantau  ke Makassar mengikuti ajakan salah satu kerabatnya bekerja sebagai seorang guru di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 5, jalan Sumba Makassar.

Setelah beberapa waktu bekerja sebagai penarik gerobak, akhirnya Minggu berani membuka usahanya sendiri. Awalnya ia menjajakan bakso dengan cara berkeliling dari sekolah satu ke sekolah lainnya. Saat itu ia dagangannya bahkan tidak begitu laris. Sehingga ia pun harus mangkal di depan bioskop hingga larut malam.

"Saya menjual tidak menetap, keliling dari sekolah ke sekolah, mulai SMP 5, SMP 6 hingga SMP 2, kadang di Lapangan Karebosi bahkan biasa menjual bakso ka' di depan Bioskop Mitra atau Bioskop Djaya tunggu orang pulang nonton untuk beli baksoku sampai larut malam," ungkapnya.

Sambil mengenang kisahnya, tangan Minggu juga tampak telaten memindahkan bulir-bulir bakso ke mangkok pelanggannya. Sesekali menyeka keringat dengan handuk kecil berwarna biru dan putih yang terletak di pundaknya.  Minggu kemudian melanjutkan ceritanya jika pada akhirnya ia memilih menetap berjualan di depan sebuah sekolah dasar yang terletak di Jalan Sudirman.

"Sudah kelilingma berjualan, akhirnya saya menetap saja disini (sekolah), saya berjualan makanan, ada juga daeng Nassa' yang berjualan minuman es (itu mi bapaknya si Aco), dahulu ini sekolah namanya masih SD Negeri Teladan, terus berubah jadi SD Negeri Pembangunan, nanti tahun 90an berubah nama lagi jadi SDN Sudirman," kenangnya.

Ketika ditanyakan siapa siswa lulusan sekolah ini yang telah menjadi orang hebat, sambil menatap Menara Bosowa , Minggu berkelakar bahwa Erwin Aksa, putra sulung pengusaha Aksa Mahmud (pendiri Bosowa) pernah sering makan bakso jualannya.

Bahkan, saat gedung Menara Bosowa selesai dibangun, letaknya bersebelahan dengan sekolah ini, dia pun berharap suatu saat Erwin Aksa bisa datang memakan bakso ditempatnya berjualan sambil mengenang masa kecilnya dahulu.

“Boska (Erwin Aksa) dulu waktu sekolah di sini tong makan nyuknyang (bakso). Waktu jadi mi kantor Bosowa di sebelah,  saya sering melihat ke atas, mungkin ada ki Pak Erwin di atas, siapa tahu nanti turun ki baru makan bakso di sini, seperti dulu waktu dia masih sekolah," kelakarnya sambil menunjuk gedung Menara Bosowa.

Minggu juga menuturkan nama bakso hanya diketahui anak-anak masa kini. Dulunya kuliner berkuah tersebut bernama nyuknyang.

"Kalau dulu orang disini (Makassar) bilang nyuk nyang, jadi bukan bakso seperti sekarang" ujar Minggu

Cita rasa bakso Minggu memang tidak kalah enaknya dengan bakso kekinian. Terbukti, pembelinya bukan hanya siswa SD ataupun pegawa kantoran yang berada di sekitar lapaknya yang menyantap bakso ini. Bahkan banyak orang yang justru sengaja dating ke lapak jualannya untuk menyantap bakso buatannya itu.

Saat dicicip, pembeli bisa merasakan sensasi gurih di lidah. Wangi aroma daun bawang ditambah perasan jeruk nipis menambah rasa segar pada kuah Bakso Minggu.  

Daging baksonya empuk dan kenyal. Ada bakso halus, kasar, urat hingga bakso tenes yang berisi telur.

Saat ditanya perihal resep baksonya, Minggu mengungkapkan tidak menggunakan bumbu dan bahan pengawet lainnya.

Seporsi bakso Minggu dibanderol dengan harga Rp10.000 hingga Rp20.000 Dalam sehari rata-rata sekitar 50 hingga 60 mangkuk bakso yang terjual habis. Minggu bisa meraup omzet sebesar Rp1 juta per hari.

Laporan: Cal