Unhas Resmikan Perbibitan Sapi MBC Berbasis Industri, Hasilkan Bakso dan Daging Premium

Menristek Dikti meninjau peluncuran MBC FP Unhas / foto:

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Fakultas Peternakan (FP) Universitas Hasanuddin (Unhas) meluncurkan secara resmi Maiwa Breeding Center (MBC) di gedung IPTEKS Unhas, Senin (4/02/2018) kemarin. MBC ini akan menjadi salah satu pusat pembelajaran berbasis industri atau Teaching Industry.

Kegiatan peluncuran teaching industri MBC ini dihadiri oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti), Prof Mohammad Nasir PhD Ak; Rektor Unhas, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA; Dekan Fakultas Peternakan Unhas, Prof Lellah Rahim; Bupati Soppeng, Kaswadi Razak; Bupati Enrekang, Muslimin Bando; Bupati Barru, Suardi Saleh; dan sejumlah tamu penting lainnya.

Peluncuran perbibitan sapi MBC sebagai teaching industri yang dikelola Fakultas Peternakan bersama sejumlah mitra ini merupakan yang pertama kali ada di perguruan tinggi di Indonesia, setelah pusat pembibitan sapi serupa yang dikembangkan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bekerja sama dengan PT Karya Anugerah Rumpin.

Menristekdikti, Mohammad Nasir, mengungkapkan bahwa Maiwa Breeding Center akan menjadi pusat perbibitan sapi berbasis industri yang ada di luar pulau Jawa. Dia menyatakan dukungannya atas pengembangan industri perbibitan sapi MBC tersebut yang inovasinya berpusat di Enrekang.

Kemenristekdikti akan membantu pengembangan inovasi, laboratorium, dan pembibitannya. “Nanti kami akan bantu setiap tahun supaya berkembang terus, sampai di angka 10 miliar,” ungkap Menteri Nasir.      

Dekan Fakultas Peternakan, Prof Dr Lellah Rahim MSc, mengatakan bahwa saat ini pusat perbibitan sapi di Maiwa telah memproduksi bakso kemasan, daging premium, dan industri pakan. Karena itulah, pihaknya meningkatkan skala MBC sebagai industri pengembangan sapi dengan tetap menjadikannya sebagai pusat pembelajaran bagi mahasiswa.

“Kita sudah menghasilkan bakso, daging premium, dan bahkan sudah punya industri pakan. Jadi, harapannya ke depan akan ditingkatkan, menaikkan menjadi industri, namun didalamnya tetap terjadi proses pembelajaran,” kata Prof Lellah Rahim.

Untuk mewujudkan MBC sebagai teaching industri tersebut, Prof Lellah Rahim mengatakan telah bekerja sama dengan pemerintah daerah, yakni Kabupaten Enrekang, Soppeng, Barru, dan Bone. Pihaknya juga telah menjalin kerja sama dengan berbagai dinas terkait di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.

Semua kerja sama itu dilakukan untuk memastikan MBC bisa menjadi industri pengembangan dan perbibitan sapi di Sulawesi Selatan.

Kepala Maiwa Breeding Center, Dr Syahdar Baba, mengatakan, pengembangan MBC menjadi teaching industri ini akan berdampak sangat positif bagi mahasiswa Unhas. Sebab, dalam teaching industri, mahasiswa yang melakukan proses pembelajaran tidak hanya berbasis laboratorium, tetapi berbasis industri. Sehingga, mahasiswa yang belajar di MBC akan diarahkan menjadi seorang profesional di bidang pengembangan dan produksi sapi.

“Mahasiswa yang keluar dari sini akan siap pakai. Artinya mahasiswa sudah tahu bagaimana bekerja di industri. Kalau dulu mahasiswa praktek, pelihara sapi cuma 2 ekor, 5 ekor. Sekarang pelihara sapi 600 ekor. Jadi. SOP-nya harus dia paham. Begitu jadi sarjana nantinya, kompetensinya bukan sekedar bisa, tapi betul-betul berstandar bisnis,” ungkap Syahdar. 

Rektor Unhas, Prof Dwia Aries Tina Pulubuhu, berharap pengembangan teaching industri MBC menjadi model bagi fakultas lainnya. Dia menyatakan apresiasinya kepada berbagai pihak, khususnya Fakultas Peternakan dan Kemenristekdikti sendiri yang telah membantu dan mendukung pengembangan MB sebagai teaching industri.

“Teaching industry pembibitan sapi MBC ini merupakan program andalan Unhas.  Saat ini kita memiliki tiga lokasi pembibitan, yaitu di Enrekang, Barru, dan Soppeng. Target pemasarannya adalah hingga 1 ton per bulan.  Saya berharap ini akan menjadi contoh bagi semua fakultas, untuk mengembangkan sesuai keilmuan masing-masing,” kata Prof Dwia.(*)