Marak Kasus Penculikan Anak, KPPPA : Akibat Longgarnya Pengasuhan

Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Nahar - (foto by ANTARA)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) akhirnya angkat bicara terkait maraknya kasus penculikan anak.

Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak KPPPA, Nahar mengatakan pengasuhan tidak layak dan masalah ekonomi keluarga menyebabkan rentan terjadinya penculikan anak.

"Dua hal yang berpengaruh, yakni ekonomi dan pengasuhan," kata Nahar dalam Media Talk bertajuk "Capaian Kinerja Kementerian PPPA TA 2022 dan Resolusi Kementerian PPPA TA 2023", yang dilansir dari Antara, Jumat (13/1/2023).

Ada persamaan dari kasus penculikan anak di Gunung Sahari, Jakarta Pusat dan kasus penculikan anak disertai pembunuhan berencana di Makassar, Sulawesi Selatan.

Pengasuhan yang longgar, menyebabkan anak mudah dibujuk dan menuruti perintah pelaku.

"Anak itu biasanya gampang, dia tidak punya pikiran macam-macam, kalau ada orang baik ngajak itu pasti mau. Lihat CCTV yang di Makassar, ditawari ayo ke rumah, bersih-bersih rumah nanti dikasih uang. Dia mau. Yang di Gunung Sahari, si anak suka makanan siap saji, (pelaku mengajak) mari kita berangkat cari itu," katanya.

MA (6) diculik dari kios ayahnya di Kelurahan Gunung Sahari, Jakarta Pusat, oleh pelaku bernama Iwan Sumarno alias Jacky alias Herman alias Yudi pada 7 Desember 2022 dan baru ditemukan pada 2 Januari 2023 malam di kawasan Pasar Cipadu, Tangerang Kota.

Setali tiga uang juga terjadi dalam kasus penculikan disertai pembunuhan berencana terhadap seorang anak laki-laki 11 tahun di Makassar.

Korban MFS (11) diculik dengan modus iming-iming uang Rp50.000 di halaman sebuah mini market di Kota Makassar, pada 8 Januari 2023. Setelah itu, korban tidak pernah kembali lagi dan ditemukan tewas di bawah jembatan Kolam Regulasi Nipa-Nipa Moncongloe, Kabupaten Maros.