Disbud Makassar akan Percantik Makam Haji Bau dan Dg Tata

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Dinas Kebudayaan (Disbud) Kota Makassar akan membuat pagar tembok di situs sejarah makam Haji Bau dan Dg Tata di Lorong Wisata (Longwis) Kyoto Jalan Dg Tata 3 Lorong 2 Kelurahan Parangtambung, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar. 

Kepala Dinas Kebudayaan Makassar, Andi Herfida Attas mengatakan tujuannya selain mempercantik lorong dan area makam, juga mengedukasi wisatawan bahwa di Longwis Kyoto ada situs sejarah

"Di sini ada situs makam bersejarah sehingga kami ada pemeliharaan dan Insya Allah bulan ini depan makam akan dibuatkan pagar tembok," ucap Andi Herfida Attas Kepada CELEBESMEDIA.ID, Jumat (2/12/2022)

Andi Herfida mengaku pagar tembok itu nantinya diberi mural dan barocode yang bercerita tentang situs sejarah tersebut. Adapun tinggi temboknya sekitar 1,5 meter dan lebarnya kurang lebih 15 meter.

"Nanti di barcode itu datanya lengkap karena bercerita tentang sejarah makam Dg Tata dan Haji Bau yang ada di sini," tukasnya.

Ia menjelaskan temboknya itu hanya dibangun dibagian depan makam saja. Nanti Ketika masuk ke pagar masyarakat baru melihat jika ada makam.

"Karena (depannya) ini kan polos, jadi akan ditembok agar tidak langsung kelihatan ada makamnya nanti pas masuk baru kelihatan," tandasnya.

Haji Bau adalah anak dari Raja Gowa ke-32, I Kumala Karaeng Lembangparang Sultan Abdul Kadir Muhammad Aidid (1815-1893) dari perkawinannya dengan Daeng Meneq. 

Haji Bau juga merupakan paman Raja Gowa ke-33, Karaeng Lembangparang yang gugur dalam pertempuran penaklukan Gowa pada 1906.

"Jadi selain mural di Longwis Kyoto juga terdapat salah satu makam anak raja Gowa ke-32 yaitu Bau Nyampa Kareang Sila atau biasa disebut Haji Bau yang sekarang kita ketahui namanya telah diabadikan sebagai  salah satu jalan di Makassar yaitu Haji Bau. Beliau meninggal tahun 1925," kata Ketua RT 01 RW 03 Kelurahan Parangtambung, Dharmawati.

Dharmawati membeberkan, Haji Bau dimakam di Jl Dg Tata 3 Lorong 2 sebab menjadi wilayah Kota Makassar dulunya merupakan daerah pemerintahan Gowa.

"Kenapa di makamkan di Dg Tata 3 karena dulu di sini daerah pemerintahan Gowa dan dulu ada istana keluarga Haji Bau di depan makam ini tapi sekarang sudah tidak ada tapi saya kurang tahu sejak kapan istananya sudah tidak ada," bebernya.

Selain makam Haji Bau, ada juga makam Daeng Tata yang merupakan cucu dari Haji Bau atau anak Haji Bau bernama Karaeng Tujuh, ayah dari Daeng Tata, tepat di samping makam Dg Tata ada juga makam istrinya yakni T. Dg De Nang.

"Di makamkan di sini karena memang makam keluarga," tuturnya.

Kondisi kedua makam tersebut saat ini sudah terawat. Di sekeliling makam telah dipagari besi. Nisan kedua makam juga bersih dari lumut dan berwarna putih. Rumputnya juga tidak panjang. Namun Dinas Kebudayaan Makassar sengaja ingin menambahkan tembok dan dihiasi mural dan barcode agar kedua makam yang menjadi situs sejarah itu  lebih menonjol dibadandingkan makam lainnya di daerah tersebut.

Laporan: Darsil Yahya