Pemula Wajib Baca! Begini Cara Pilih Investasi yang Aman dan Legal
Ilustrasi - (foto by freepik)
CELEBESMEDIA.ID, Makassar – Di tengah derasnya kemajuan teknologi finansial dan maraknya tawaran investasi “cepat kaya”, investor terutama pemula harus ekstra waspada.
Tak ada investasi yang benar‑benar bebas risiko, tetapi ada cara praktis untuk mengurangi kemungkinan kerugian. Berikut ini 7 tips terpercaya untuk memilih investasi yang relatif lebih aman, berdasarkan beberapa sumber literasi keuangan.
1. Kenali Profil Risiko
Sebelum terjun ke dunia investasi, kenali terlebih dahulu profil risiko, apakah konservatif, moderat, atau agresif.
Mengutip laman Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bila Anda tidak ingin modal terguncang terlalu drastis, profil konservatif bisa menjadi pilihan.
Namun bila Anda siap menghadapi fluktuasi demi hasil yang lebih besar, moderat atau agresif mungkin cocok.
OJK juga menyebutkan bahwa profil investasi berbeda tiap individu,tergantung tujuan, jangka waktu, dan kenyamanan terhadap risiko.
2. Pastikan Legalitas dan Izin Resmi
Salah satu langkah krusial yakni verifikasi apakah lembaga atau platform investasi tersebut memiliki izin dari regulator resmi
Misalnya untuk produk pasar modal seperti saham atau reksa dana, harus terdaftar di OJK. Sedangkan untuk produk komoditas atau derivatif, harus berada di bawah pengawasan Bappebti (Kementerian Perdagangan).
Untuk SBN ritel legalitasnya diterbitkan oleh negara dan dijual melalui mitra distribusi resmi. Sementara instrumen perbankan berada di bawah pengawasan OJK & Bank Indonesia.
3. Pilih Instrumen Sesuai Kebutuhan dan Kemampuan
Kementerian Keuangan menyarankan setelah tahu profil risiko, pilihlah jenis investasi yang sesuai.
Untuk risiko rendah, Anda bisa memilih deposito, Surat Berharga Negara (SBN) ritel (ORI, SBR, SR) yang diterbitkan pemerintah.
Untuk risiko menengah hingga tinggi bisa memilih reksa dana (campuran atau saham), saham langsung, P2P lending (yang sudah terdaftar).
Untuk diversifikasi bisa berupa kombinasi beberapa instrumen agar tidak tergantung satu jenis saja.
Kemenkeu secara aktif mengedukasi masyarakat mengenai SBN ritel karena dianggap relatif aman dibanding instrumen swasta.
4. Baca Ketentuan Produk dengan Teliti
Jangan hanya tergiur oleh angka “tingkat keuntungan tinggi”. Sebaliknya, baca prospektus atau dokumen resmi produk dengan cermat:
- Ketahui biaya (biaya pengelolaan, administrasi, penjualan, dll)
- Ketahui risiko (termasuk risiko pasar, likuiditas, gagal bayar)
- Ketahui mekanisme pencairan (apakah bisa ditarik kapan saja atau ada batas waktu)
- Pelajari skenario terburuk dan bagaimana pihak penyedia menangani situasi tersebut
5. Gunakan Strategi Diversifikasi
Pepatah “jangan taruh semua telur dalam satu keranjang” berlaku dalam dunia investasi. Diversifikasi membantu menyebar risiko sebab alokasikan dana bisa ke beberapa jenis instrumen (saham, obligasi, pasar uang)
Dengan begitu, jika salah satu instrumen merugi, investasi lain bisa menahan kerugian agar tidak terlalu parah. (pay.or.id)
6. Evaluasi & Pantau Secara Berkala
Investasi bukanlah satu kali saja, lalu ditinggalkan. Penyesuaian kondisi pasar, inflasi, dan kebutuhan hidup bisa berubah. Oleh karena itu perlu untuk mengecek kinerja investasi setidaknya 1–2 kali per tahun.
Jika kinerja jauh di bawah ekspektasi, pertimbangkan untuk mengatur ulang alokasi.
Jangan panik menarik dana saat pasar sedang menurun, kecuali dalam keadaan darurat
Itulah tadi 6 tips berinvestasi yang aman. Memilih investasi yang aman memang bukan jaminan bebas risiko, tetapi dengan langkah-langkah di atas, Anda dapat meminimalkan peluang kerugian.
