Kaleidoskop Ekonomi Sulsel 2022: Perkembangan Infrastruktur di Tengah Gejolak Inflasi

KA Andalan Celebes melintas di jalur kereta api Makassar-Maros di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, Minggu (6/11/2022) - (foto by ANTARA)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar – Perekonomian Indonesia memasuki babakan baru di tahun 2022 ini. Mulai dari percepatan pemulihan ekonomi pasca melandainya kasus Covid-19 hingga gejolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Di Sulawesi Selatan dampak pandemi Covid-19 menyeret sektor perekonomian Sulsel. Daya beli masyarakat Sulawesi Selatan semakin terpuruk, dihantam kenaikan harga kebutuhan hidup atau inflasi.

Pada bulan November 2022, menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel, tingkat inflasi di Sulsel mencapai 6,0 persen dalam setahun (year-on-year). Inflasi Sulsel ini melampaui angka nasional year-on-year pada November sebesar hanya 5,42 persen dibanding angka inflasi November 2021.

Inflasi di Sulsel terjadi karena adanya kenaikan indeks harga pada 10 kelompok pengeluaran. Kelompok transportasi penyumbang tertinggi, sebesar 17,42 persen, sebagai dampak dari naiknya harga BBM. Disusul kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 6,70 persen.

Dalam upaya menekan inflasi tahun 2022,  Bank Indonesia menyelenggarakan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan atau GNPIP Sulsel. Ini sebagai salah satu strategi pencegahan terjadinya kenaikan harga secara umum, khususnya pada harga pangan.

Sedangkan untuk menghalau krisis pangan, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo juga akan berupaya meningkatkan kapasitas produksi pangan khususnya komoditas pengendali inflasi seperti cabai dan bawang merah. Upaya lainnya dengan mengurangi impor kedelai, jagung, gula dan daging sapi.

Di tengah upaya stabilitas perekonomian selama dua tahun pandemi Covid-19, PT Pertamina (persero) justru menaikkan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis pertalite dan solar per 3 September 2022 lalu.

Dikutip dari laman resmi MyPertamina, harga pertalite kini dibanderol harga Rp10.000 per liter atau naik Rp2.350 dari harga sebelumnya Rp7.650 per liter.

Sedangkan harga solar subsidi kini menjadi Rp6.800 per liter atau naik 1.650 dari harga awal Rp5.150 per liter. Pemerintah juga menaikkan harga pertamax nonsubsidi dari Rp12.500 menjadi Rp14.500 atau naik rp2.000 per liter.

Gejolak harga ini menuai protes warga, termasuk di Makassar. Namun alasan pemerintah menaikkan harga BBM karena besarnya subsidi BBM yang harus ditanggung negara dari Rp152,5 triliun menjadi Rp502,4 triliun. Pengamat ekonomi, Bastian Lubis menegaskan jika subsidi tetap diberikan ke BBM jenis pertalite maka bisa saja berdampak pada pembangunan infrastruktur yang tidak bergerak.

Padahal pembangunan infrastruktur angkutan massal di Sulsel mulai dirintis di tahun 2022 ini. Proyek infrastruktur angkutan massal pertama tersebut resmi dioperasikan di tahun 2022. Kepala Balai Pengelola Kereta Api Sulsel, Amanna Gappa menegaskan pengoperasian kereta api baru berjalan dari Kabupaten Maros hingga Stasiun Kabupaten Barru dengan panjang lintasan kurang lebih 71 kilometer.

Akhirnya pada 2 Desember 2022 resmi beroperasi. Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi menghadiri launching Pengoperasian Prasarana dan Sarana Perkeretaapian Makassar - Parepare segmen Barru - Pangkep – Maros.

Outlook Pertumbuhan Ekonomi Sulsel 2023

Optimisme menyambut tahun 2023 diungkapkan Ekonom Universitas Bosowa Makassar, Lukman Setiawan. Tahun 2023, menurutnya adalah masa pemulihan setelah sekian tahun perekonomian mengalami gejolak akibat pandemi Covid-19.

Ia memaparkan ekonomi di Sulsel tumbuh sebesar 5,67 persen pada triwulan ketiga di tahun 2022. Artinya ada angin segar untuk pemulihan ekonomi Sulsel di tahun 2023 mendatang.

Pertumbuhan ekonomi yang cukup baik di 2022 ini ditentukan oleh konsumsi yang cukup tinggi, baik dari sektor pemerintah maupun swasta yang menyebabkan serapan anggaran yang signifikan. Selain itu, menurut Lukman adanya penanaman modal dalam bentuk investasi didalammaupun luar negeri mengakibatkan pertumbuhan ekonomi dari berbagai bidang ikut meningkat.

Sementara untuk ancaman krisis global tahun depa, ia optimis Sulawesi Selatan bisa terhindar dari ancaman perekonomian yang buruk. Sebab Sulsel punya pengalaman baik dari krisis yang terjadi di masa lalu. Perekonomian Sulsel memiliki peluang tumbuh dari sektor pertanian, perikanan dan peternakan.