Pembeli Merosot, Ismail Jual Buah di Media Sosial

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Tak jauh dari Benteng Rotterdam,
Makassar, hanya berjalan kaki beberapa meter untuk sampai di Pasar Kampung
Baru, jalan WR Supratman, salah satu pasar tua di kota ini.
Di Pasar Kampung Baru yang akrab disebut Pasar Baru,
sejumlah pedagang cuma duduk menunggu pembeli datang ke lapak dagangannya yang
mereka tunggui. Ada juga saling bertukar cerita sesama pedagang untuk membunuh
rasa jenuh.
Ismail (28), salah satu pedagang buah mengatakan, pembeli
kadang ramai kadang sepi. Yang pasti, kian hari semakin merosot, dan datang
hanya langganan.
Sebelum berdagang buah, Ismail adalah pekerja mekanik di
salah satu bengkel las di kota Makassar. Dua tahun lalu ayahnya meninggal
dan ia menggantikan posisi ayahnya yang memang pedagang buah di Pasar itu sekitar
20 tahun lamanya.
Ismail berangkat dari rumahnya di Daya pagi-pagi buta dan
sampai di Pasar Kampung Baru pukul 06.00, sebab pembeli kadang ramai setiap
paginya. "Kalau jam enam pagi saya sudah di sini karena pagi-pagi banyak
pembeli" lanjut Ismail.
Dua tahun berdagang buah menggantikan ayahnya, pembeli kian
merosot. Kondisi itu tak membuatnya menyerah. Ia cari akal, menyiasati keadaan.
Dia bernisiatif memutar roda usaha dagangnya dengan memanfaatkan media soaial, seperri
whatsApp dan facebook.
Di sana dia menjajakan dagangannya secara online, membagikan
info jualannya kepada teman-temannya dan juga untuk memperbanyak langganan.
Langganannya terutama pegawai kantoran yang ada di dekat Pasar Baru
tersebut.
Setiap pekerjaanya punya cetrita, suka dan dukanya sendiri.
Ada pula risiko yang harus dihadapi, bahkan kadang harus dipikul.
“Suka duka jualan buah memang ada, sukanya kita dicari
terus... ya namanya buah sangat banyak dibutuhkan. Dukanya kalau buah yang
cepat masak bisa juga cepat membusuk,” katanya.
Pamasok buah langganannyapun dari barbagai daerah,
seperti dari kabupaten Soppeng. Ia juga memiliki langganan untuk buah impor
yang diambilnya di daerah Kima, Daya, Makassar. Dia lebih memilih membawanya
dengan menggunakan roda dua ketimbang diantar ke tempatnya karena memerlukan
waktu yang lama.
“Kalau saya pergi ambil sendiri buahnya saya bonceng pake
motor karena kalau diantarkan lama,” kata Ismail.
Inisiatif berjualan online yang didapatnya pun bermula
ketika melihat situasi dan kondisi pembeli yang kian hari merosot. Dan juga
zaman telah serba online.
“Untuk berjualan online inipun melihat saman sekarang yang
memang telah serba online dan juga pembeli. Liat meki sepi,” katanya sambil
menunjuk dagangannya.
Dalam penjualan online, Ismail sendirilah yang menjadi kurir
untuk mengantarkan pesanan kepada pembeli yang memesan buah melalui online.
Penghasilan yang didapatkan rata-rata Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu rupiah
tiap harinya.
“Saya sendiri juga yang antar ke pembeliku kalau
ada yang pesan. KeuntunganDan rata-rata penghasilan saya dapat 150 ribu rupiah
atau bisa jadi lebih. Itu bersih mi,” ujar Ismail.