Generasi Muda Harus Tahu! 6 Fakta Unik di Balik Lahirnya Sumpah Pemuda

Naskah Sumpah Pemuda - (foto by: informazone.com)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Pada sebuah kesempatan, Presiden RI yang pertama Ir. Soekarno dalam pidatonya menegaskan "Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia."

Masa muda adalah saat yang berharga. Momen yang harusnya diisi dengan hal-hal yang bermanfaat, sebab di masa muda banyak tenaga untuk mengasah kemampuan diri, mengembangkan kreatifitas dan mengukir prestasi. 

Tercatat dalam sejarah, pemuda memiliki peran yang sangat penting dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia. Salah satunya adalah Sumpah Pemuda, yang turut menjadi tonggak utama pergerakan kemerdekaan Indonesia

Dihimpun dari berbagai sumber, Sumpah Pemuda lahir dalam sebuah pertemuan yang disebut sebagai Kongres Pemuda II pada tanggal 28 Oktober 1928.

Meski begitu, ternyata dua tahun sebelumnya, telah dibuat pula Kongres Pemuda I yang dilaksanakan pada tanggal 30 April hingga 2 Mei 1926.

Dikutip CELEBES MEDIA.ID dari laman museum sumpah pemuda kemendikbud, atas inisiatif Perhimpunan Pelajar Pelajar (PPPI) digelar Kongres Pemuda II yang dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat, sehingga menghasilkan Sumpah Pemuda.

Isi Sumpah Pemuda mencakup 3 poin yakni : 

Pertama, Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.

Kedua, Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

Ketiga, Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Tahukah Anda, jika ada beberapa fakta unik dibalik lahirnya ikrar para pemuda tersebut. Berikut 6 fakta unik tentang Sumpah Pemuda yang CELEBESMEDIA.ID himpun dari berbagai sumber : 

1. Nama Sumpah Pemuda

Pada awal pembacaan ketiga kalimat  tidak dikenal dengan nama Sumpah Pemuda, melainkan Ikrar Pemuda. Namun, Yamin akhirnya mengubahnya menjadi Sumpah Pemuda.

2. Bahasa Belanda Mendominasi

Ketika kongres berlangsung, seluruh percakapan lebih banyak dilakukan dengan bahasa Belanda. Bahkan notulen rapat pun ditulis menggunakan bahasa Belanda.

Namun kemudian Muhammad Yamin pun menetapkan kongres menggunakan bahasa Melayu yang merupakan cikal-bakal bahasa Indonesia.

3. Larangan Penggunaan Kata Merdeka

Pada saat kongres berlangsung, polisi menjaga ketat di sekitar lokasi. Ada banyak larangan. Salah satunya, yakni dengan tidak boleh menyebutkan kata Merdeka. Karena kata itu termasuk kata terlarang, jadi apabila disebutkan, orangnya akan dijerat hukum.

4. Pemudi yang Ikut Kongres

Diperkirakan sebenarnya jumlah peserta dari kalangan pemuda mencapai 700 orang. Namun, merujuk pada dokumen yang tersisa (berupa daftar hadir) setelah diawasi dan disita pemerintah kolonial, hanya 82 orang yang tercatat.

Dalam sidang kongres ini hanya diikuti oleh enam perempuan, yakni Dien Pantow, Emma Poeradiredjo, Jo Tumbuan, Nona Tumbel, Poernamawoelan, dan Siti Soendari.

5. Rumusan Sumpah Pemuda

Rumusan Sumpah Pemuda ditulis oleh Muhammad Yamin pada secarik kertas yang disodorkan kepada Soegondo ketika Mr. Sunario sedang berpidato pada sesi terakhir kongres.

Muhammad Yamin berbisik, “Saya mempunyai suatu formulasi yang lebih elegan untuk keputusan kongres ini.”

Kertas yang disodorkan itu pun, akhirnya ditandatangani oleh Soegondo dan seluruh anggota lainnya.

6. Museum Sumpah Pemuda

Pemerintah menetapkan sebuah rumah di Jalan Kramat Raya Nomor 106, Jakarta Pusat, sebagai cagar budaya dan dijadikan sebagai Museum Sumpah Pemuda. Rumah itu merupakan salah satu tempat yang dijadikan rapat Kongres Pemuda II.

Itulah tadi 6 fakta unik di balik lahirnya Sumpah Pemuda. Sudah seharusnya para pemuda dan pemudi Indonesia mengetahui sejarah lahirnya ikrar yang menyatukan seluruh pemuda di tanah air Indonesia tersebut. Pemuda bersatulah membangun Indonesia yang lebih baik! Selamat memperingati Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2021.