Keistimewaan dan Amalan 10 Malam Terakhir Ramadan

Masjid Al Markaz Al Islami Makassar - (Dok CELEBESMEDIA)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Tak terasa bulan Ramadan sudah memasuki 10 hari terakhir, yang berarti umat muslim di seluruh dunia tidak lama lagi akan berpamitan dengan bulan mulia itu.

Keistimewaan 10 hari terakhir di bulan Ramadan bahkan telah dijelaskan Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.

“Dari Aisyah RA, Rasulullah SAW sangat bersungguh-sungguh (beribadah) pada 10 hari terakhir (bulan Ramadan), melebihi kesungguhan beribadah di selain (malam) tersebut,” (HR. Muslim).

Megutip laman Kemenag, hadits tersebut menunjukkan keutamaan semangat beribadah di 10 hari terakhir Ramadan.

Keutamaan 10 hari terakhir di bulan Ramadan juga termaktub dalam.sebuha hadits sahih. Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata yang artinya:

 “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa ketika memasuki 10 Ramadhan terakhir, beliau mengencangkan sarungnya, menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah.” Muttafaqun ‘alaih. (HR. Bukhari no. 2024 dan Muslim no. 1174).

Mengutip laman muslim.or.id yang dimaksud dengan beliau mengencangkan sarungnya adalah meninggalkan istri-istri beliau karena ingin konsentrasi untuk ibadah di akhir-akhir Ramadan.

Hadits ini juga menunjukkan perintah untuk menghidupkan malam-malam Ramadhan, terutama pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadan.

Ada beberapa amalan yang dapat dilakukan pada 10 malam terakhir Ramadan. Melansir lama syiar islam Rumasyho, berikut ini 3 amalan yang disunnakan Rasulullah di akhir Ramadan.

1. Lebih serius dalam beribadah pada akhir Ramadan

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata:

"Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan melebihi kesungguhan beliau di waktu yang lainnya.” (HR. Muslim, no. 1175)

2. Melakukan i’tikaf

I’tikaf maksudnya adalah berdiam di masjid beberapa waktu untuk lebih konsen melakukan ibadah.

Dalam hadits disebutkan:

"Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa beri’tikaf di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan hingga beliau diwafatkan oleh Allah. Lalu istri-istri beliau beri’tikaf setelah beliau wafat. (HR. Bukhari, no. 2026 dan Muslim, no. 1172).

3. Meraih lailatul qadar

Allah menyebut keutamaan lailatul qadar dalam Al Quran: 

Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Rabbnya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadr: 3-5).