Kesaksian Abel Camara Soal Korban Tewas di Ruang Ganti Arema FC

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Penyerag asing Arema FC, Abel Camara menceritakan suasana horor dalam tragaedi Kanjuruhan usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022).

Abel Camara menjadi saksi dalam kerusuhan usai laga pekan ke-11 yang dimenangi Persebaya 2-3 itu. Dalam laga tersebut, Abel memborong dua gol Arema FC.

Kepada media Portugal, Maisfutebol, Abel menceritakan tidak mengingat jika dia mencetak gol, hanya situasi horor yang muncul setelah mendengar suara tembakan gas air mata dan keributan lain.

"Ini adalah derby yang sangat lama dan selama seminggu sudah terasa di seluruh kota bahwa itu adalah pertandingan dengan lebih dari tiga poin. Mereka bilang ini adalah permainan hidup dan mati, bahwa kami bisa kalah dalam setiap pertandingan kecuali yang ini. Ada ketegangan di udara," kata Abel Camara.

Usai peluit akhir pertandingan berbunyi dan Arema FC kalah, Abel Camara beserta pemain lainnya sempat meminta maaf kepada para penggemar yang berada di tribun.

“Mereka mulai memanjat pagar, kami pergi ke ruang ganti. Sejak saat itu, kami mulai mendengar tembakan. Kami memiliki orang-orang di dalam ruang ganti yang terkena gas air mata dan meninggal tepat di depan kami. Kami memiliki sekitar tujuh atau delapan orang tewas di ruang ganti," ujar dia.

Pemain, pelatih dan ofisial Arema FC sempat tertahan di ruang ganti, karena situasi memanas di area stadion usai pertandingan. Setelah diizinkan keluar, Abel mengaku melihat jejak-jejak kerusuhan yang berbekas seperti darah, sepatu, pakaian, hingga mobil-mobil yang terbakar.

"Kami harus tinggal di sana selama empat jam sebelum mereka berhasil mendorong semua orang menjauh," ucap penyerang asal Guinea Bissau tersebut.

"Ketika kami pergi, ketika semuanya lebih tenang, ada darah, sepatu kets, pakaian di seluruh aula stadion. Ketika kami meninggalkan stadion dengan bus, ada mobil sipil dan polisi yang terbakar, tetapi kami memiliki perjalanan yang mulus ke pusat pelatihan kami. Kami mengambil mobil dan pulang. Sekarang, kami berada di rumah, menunggu untuk melihat apa yang akan terjadi," tutur Abel Camara.