JaDI Sulsel: Perempuan Jangan Jadi Pelengkap di Dunia Politik

Sakka Pati (kanan) dan Sri Wahyuningsih - (foto by Raudhatul Jannah)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Perempuan masuk politik? Mereka juga bisa! Itulah poin penting dalam program perempuan-bicara">Perempuan Bicara Celebes TV, Jumat (26/5/2023) malam.

Keterlibatan perempuan dalam dunia politik saat ini masih terus menjadi perbincangan hangat yang oleh banyak pihak.

Menurut UU No.22 Tahun 2007 Pasal 6 ayat (5) tentang penyelenggara Pemilu mengatur agar komposisi penyelenggara Pemilu memperhatikan keterwakilan perempuan minimal 30 persen.

Sedangkan, keterlibatan perempuan dalam dunia politik mulai tahun 1999 hingga 2019 baru mencapai 20,5 persen.

Hal tersebut diungkapkan Presidium Jaringan Demokrasi Indonesia (JaDI) Sulawesi selatan, Sakka Pati.

Ia menjelaskan bahwa angka persentase yang tercatat tersebut belum bisa dikatakan sebagai performa naiknya jumlah keterlibatan perempuan dalam dunia politik.

"Belum bisa disebut naik secara signifikan sebab belum mencapai 30 persen," ujarnya dalam program perempuan-bicara">Perempuan Bicara Celebes TV.

Namun, ia berharap agar kedepannya perempuan di Indonesia bukan hanya sebagai pelengkap saja, tetapi bersungguh-sungguh terhadap keterlibatannya di dunia politik.

"Saya harap perempuan di Indonesia bukan hanya sebagai Pa'ganna-ganna' saja istilahnya dalam bahasa bugis, artinya bukan cuma sebagai orang yang cukup-cukupi saja porsinya tapi harus bisa betul-betul serius dalam menekuni politik ini," papar dia.

Hal ini juga didukung oleh pernyataan yang disampaikan Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran, Data dan Informasi Bawaslu Makassar, Sri Wahyuningsih.

Menurut dia perempuan haruslah saling mendukung antara satu sama lain.

"Ketika melihat ada perempuan yang memiliki keinginan dan potensi di bidang itu termasuk politik maka kita harus bisa memberikan dorongan karena dukungan dari lingkungan sekitar itu juga penting," ucap Sri.

Laporan : Raudhatul Jannah