Home > PSM

Zulkifli Syukur: PSM Tanggung Jawab Suporter, Bukan Hanya Manajemen

Zulkifli Syukur - (ist)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Bagi Zulkifli Syukur, PSM Makassar bukan sekadar klub sepak bola. Lebih dari itu, ia adalah bagian dari identitas dan kebanggaan seorang anak daerah yang tumbuh dengan semangat “Ewako”.

Bek kanan legendaris itu masih ingat betul momen yang baginya tak pernah terlupakan sepanjang karier. Saat mengangkat trofi juara bersama PSM, ia merasakan kebanggaan yang tak tergantikan, membela dan membawa pulang kebanggaan untuk tanah kelahiran sendiri.

“Momen yang tidak terlupakan bagi saya adalah ketika PSM juara, karena ada kebanggaan tersendiri membawa juara ke kampung halaman. Yang paling berkesan tentu saat mengangkat trofi Piala Presiden,” ujar Zulkifli kepada CELEBESMEDIA.ID.

Karakter yang Berubah

Memasuki usia ke-110, PSM telah melewati berbagai era. Zulkifli yang pernah memperkuat tim di masa transisi profesional menilai ada pergeseran karakter permainan yang terjadi di tubuh tim, terutama dalam dua musim terakhir.

Ia menilai, perubahan regulasi liga yang kini memberi ruang lebih besar bagi pemain asing turut memengaruhi identitas permainan PSM sebagai tim berkarakter keras dan loyal.

“Dua tahun terakhir regulasi liga berubah, dan itu berpengaruh pada karakter permainan. Banyaknya pemain asing yang ikut bermain, dari enam jadi tujuh, tentu berpengaruh. Karakter tim bisa bertahan bila mayoritas yang bermain itu anak-anak putra daerah,” jelasnya.

Menurutnya, karakter itu bukan sekadar gaya bermain, melainkan cerminan jiwa dan semangat daerah yang sudah melekat pada klub tertua di Indonesia ini.

Mantan kapten PSM itu percaya regenerasi dan pembinaan pemain lokal tetap harus menjadi ruh PSM Makassar di tengah arus profesionalisme modern.

Dukungan Suporter untuk Tetap Eksis

Meski dikenal memiliki basis suporter yang fanatik, Zulkifli tak menutup mata pada tantangan yang kini dihadapi Pasukan Ramang. Masalah finansial, menurutnya, masih menjadi pekerjaan rumah utama yang perlu disikapi dengan profesional.

“Kita tahu, hampir semua klub mengalami hal yang sama. Tapi khusus PSM, dukungan finansial memang sedikit berkurang. Atmosfer penonton juga dua musim terakhir sangat kurang, banyak tribun kosong saat pertandingan home,” ujarnya.

Ia menegaskan, tanggungjawab menjaga keberlangsungan klub bukan hanya di pundak manajemen, tapi juga milik seluruh masyarakat dan suporter.

“Jangan banyak menuntut prestasi kalau di satu sisi kita tidak melaksanakan kewajiban sebagai suporter. Datang ke stadion dan beli merchandise itu sudah bentuk dukungan nyata,” tegasnya.

Harapan di HUT ke-110 PSM

Zulkifli berharap momentum ulang tahun ke-110 menjadi refleksi bagi seluruh elemen klub untuk menjaga eksistensi PSM di Liga 1. Ia ingin PSM tetap stabil di papan atas dan terus menjadi simbol kebanggaan warga Sulawesi Selatan, terkhusus Makassar.

“Harapan saya, PSM tetap eksis di Liga 1 dan stabil di papan atas setiap tahunnya. Suporter juga harus ikut mendukung rencana PSM ke depan, salah satunya dengan memenuhi stadion dan membeli merchandise,” ungkapnya. 

Keinginan Kembali

Meski kini tak lagi aktif sebagai pemain, rasa cintanya pada PSM tak pernah pudar. Zulkifli mengaku masih memiliki keinginan untuk kembali ke klub, kali ini sebagai bagian dari tim pelatih.

“Sebagai anak Makassar, saya tentu tidak lepas dari PSM. Dulu saya ingin sukses sebagai pemain, sekarang saya ingin berkontribusi sebagai pelatih. Mungkin belum bisa sekarang karena staf sudah terisi, tapi siapa tahu di masa depan saya bisa kembali,” ucapnya.

Setelah gatung sepatu, Zulkifli saat ini mengemban tugas sebagai asisten pelatih Timnas U-23 Indonesia dan pelatih di salah satu akademi sepak bola di Makassar.

Selain itu, Ia juga fokus merintis usaha pribadi dan lebih banyak meluangkan waktu bersama keluarga.

Laporan: Rifki