Jumat Bersih, Pemkot Fokus Benahi Sampah Pasar Terong
CELEBESMEDIA.ID, Makassar – Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, kembali mengingatkan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan serta meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap persoalan persampahan.
Pesan tersebut ia sampaikan saat mengikuti kegiatan Jumat Bersih dalam rangka Festival Daur Bumi 2025 yang digelar Dinas Lingkungan Hidup (DLH) di area Kanal Pasar Terong dan Jalan Sawi, Jumat (12/12/2025).
Turut hadir mendampingi Wali Kota, Ketua TP PKK Makassar sekaligus Ketua Dewan Lingkungan MEC, Melinda Aksa, Kepala DLH Helmy Budiman, dan Kepala Dinas Kominfo M. Roem.
Dalam sambutannya, Munafri menegaskan bahwa aksi Jumat Bersih menjadi kegiatan yang sangat dibutuhkan oleh Kota Makassar.
“Kegiatan ini sangat penting. Kenapa harus hadir di Kota Makassar? Karena kita tahu bersama bahwa Kota Makassar merupakan salah satu kota yang sangat butuh perhatian kita untuk bagaimana mengelola sampah dengan baik,” ujarnya.
Ia menilai bahwa sampah tidak seharusnya menjadi sumber masalah jika dikelola secara tepat.
“Bagaimana sehingga sampah ini tidak hanya menjadi musuh masyarakat, tapi bisa memberikan manfaat yang baik buat kita,” tuturnya.
Munafri menambahkan, pengelolaan sampah harus dimulai dari lingkup terkecil, yakni rumah tangga, kemudian meluas ke lingkungan sekitar.
“Mulai dari dalam rumah yang paling kecil sampai keluar lingkungan, itu harus menjadi tanggung jawab kita untuk mengelola sampah dengan baik,” jelasnya.
Pada pelaksanaan Jumat Bersih kali ini, Pemerintah Kota memfokuskan pembersihan di titik-titik dengan volume sampah tertinggi, termasuk Pasar Terong.
“Di Pasar, kita sudah masuk, sehingga kita lakukan pembersihan,” kata Munafri.
Ia turut mengapresiasi berbagai upaya lurah, RT, dan RW yang mulai aktif melakukan sosialisasi pemilahan sampah, termasuk mendorong pemanfaatan sampah organik menjadi produk berguna seperti pupuk maupun pakan ternak. Langkah ini dinilai penting untuk mengurangi beban pembuangan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Menanggapi laporan bahwa pasar tradisional menghasilkan sekitar dua ton sampah per hari, Munafri menegaskan bahwa pemanfaatan maggot telah menjadi bagian dari strategi penanganan sampah organik.
“Tentu, ekosistem ini harus berjalan menyeluruh agar pengelolaan sampah organik benar-benar efektif,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala DLH Makassar, Helmy Budiman, menyampaikan komitmen pemerintah kota dalam menjaga kebersihan melalui kegiatan rutin Jumat Bersih. DLH melibatkan seluruh SKPD, kecamatan, hingga Satgas kebersihan.
“Khusus kegiatan pagi ini di Jumat Bersih, kita melibatkan seluruh SKPD, termasuk pihak kecamatan dan seluruh Satgas kebersihan,” ujar Helmy.
Pembersihan difokuskan di kawasan Pasar Terong, terutama area basement yang dinilai masih jauh dari standar kebersihan. Selain itu, tim gabungan juga melakukan pembersihan di area pasar dan sepanjang Jalan Sawi.
Helmy mengakui bahwa perubahan perilaku masyarakat membutuhkan proses panjang.
“Memang butuh waktu dan upaya kerja keras untuk sama-sama menyadarkan pentingnya arti kebersihan di masyarakat. Ini adalah bagian dari kegiatan kita untuk menyadarkan masyarakat,” tambahnya.
Ia menegaskan bahwa DLH akan terus memperkuat edukasi dan sosialisasi selama enam bulan hingga satu tahun ke depan. Jika setelah itu masih ditemukan pelanggaran, maka penindakan akan diberlakukan.
Program ini sekaligus menjadi bagian dari upaya mencapai target Makassar Bebas Sampah 2029. Helmy menjelaskan bahwa istilah bebas sampah tidak berarti tidak adanya sampah sama sekali.
“Yang dimaksud bebas sampah bukan berarti tidak ada sampah sama sekali, tetapi sampah itu dipilah dulu, dikelola dulu,” katanya.
“Nanti residunya atau yang tidak bisa diolah, itulah yang kemudian kita buang ke TPA. Ini memperpanjang umur TPA kita,” tambahnya.
Menurut Helmy, persoalan sampah tidak hanya berkaitan dengan estetika, tetapi juga berhubungan dengan kesehatan, kesejahteraan, hingga peluang pengembangan industri daur ulang di masa mendatang.
"Masalah kebersihan bukan hanya bicara keindahan dan kerapian kota, tetapi kita bicara kesehatan, kesejahteraan, dan kesempatan di industri persampahan yang sangat mungkin dikembangkan di Kota Makassar,” ujarnya.
