BEM Lintas Kampus Tegaskan Aksi 29 Agustus Bukan Gerakan Mahasiswa

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar terus menunjukkan komitmennya dalam membangun ruang dialog terbuka bersama mahasiswa. Hal ini dibuktikan lewat agenda silaturahmi antara Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, dengan perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari berbagai perguruan tinggi di kota ini, Kamis (4/9) malam.
Pertemuan yang berlangsung di Rumah Jabatan Wali Kota tersebut turut dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kota Makassar Andi Zulkifly Nanda, Plt Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Fadli Wellang, Kepala Kesbangpol Fatur Rahim, serta Kasatpol PP Hasanuddin.
Silaturahmi yang berlangsung dalam suasana terbuka itu juga dimanfaatkan mahasiswa untuk menyampaikan pandangan mereka terkait insiden unjuk rasa 29 Agustus 2025 lalu, yang berujung pada pembakaran Gedung DPRD Makassar.
Sejumlah perwakilan BEM menegaskan bahwa aksi anarkis tersebut tidak mencerminkan semangat gerakan mahasiswa yang sejati.
Ketua BEM Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin, Muh Alwi Nur, menyesalkan terjadinya aksi kekerasan dan menyebut bahwa peristiwa itu telah mencoreng nama baik gerakan mahasiswa.
“Itu adalah tindakan oknum yang merusak nama baik Makassar dan mencederai citra gerakan ideal mahasiswa. Kota Makassar sejak dulu dikenal sebagai rahim aktivis bangsa, sehingga kejadian ini harus diusut tuntas,” tegas Alwi.
Sementara itu, perwakilan BEM dari Universitas Negeri Makassar, Ashabul Kahfi, menegaskan bahwa mahasiswa UNM tidak terlibat dalam aksi tersebut.
“Kota Makassar adalah kota demokrasi. Kami selalu terbuka dengan semua kalangan. Namun perlu ditegaskan, pembakaran di Gedung DPRD bukan berasal dari kami,” katanya.
Hal senada disampaikan oleh Muh Hasmi dari BEM Unismuh. Ia menyebut bahwa ada indikasi kuat aksi tersebut ditunggangi oleh pihak luar yang bukan berasal dari unsur mahasiswa.
“Setiap gerakan mahasiswa selalu ada yang mencoba mengatasnamakan diri mereka sebagai bagian dari mahasiswa. Namun jelas, tindakan anarkis dan perusakan itu lebih mencerminkan kelompok anarko yang merusak, bukan gerakan mahasiswa,” ujarnya.
Pernyataan ini diperkuat oleh perwakilan BEM Fakultas Hukum Universitas Bosowa, yang turut hadir dalam pertemuan tersebut.
“Pelaku perusakan dan pembakaran itu bukan mahasiswa. Kami justru mengapresiasi langkah Pemerintah Kota Makassar yang membuka ruang dialog bersama mahasiswa agar kebenaran dapat terungkap,” jelasnya.
Dalam sambutannya, Wali Kota Makassar yang akrab disapa Appi menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan mahasiswa dalam pembangunan kota.
“Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. Kami butuh masukan dan pemikiran dari adik-adik mahasiswa. Karena itu, ruang komunikasi seperti ini harus terus kita jaga, bahkan bisa kita lakukan rutin setiap bulan,” tegas Munafri.
Ia menilai mahasiswa memiliki posisi strategis sebagai agen perubahan yang menjaga idealisme dan moral publik. Pemerintah, kata dia, terbuka terhadap kritik yang membangun dan akan menjadikan setiap aspirasi mahasiswa sebagai referensi kebijakan.
“Yang paling penting dari pertemuan ini bukan sekadar diskusi, tapi bagaimana hasil tukar pikiran bisa diimplementasikan bersama. Bukan hanya jadi catatan, tetapi harus nyata memberi manfaat bagi masyarakat,” lanjutnya.
Munafri juga mengakui bahwa tidak semua kebijakan pemerintah akan selaras dengan pandangan masyarakat. Karena itu, ruang dialog menjadi sangat penting sebagai medium pencarian solusi bersama.
“Dari sudut pandang pemerintah, bisa jadi yang kami anggap baik, belum tentu baik menurut masyarakat atau mahasiswa. Karena itu kita harus bertemu, berdiskusi, lalu mencari titik temu,” jelasnya.
Menutup pertemuan, Wali Kota Munafri menegaskan bahwa Pemkot Makassar akan terus menjalin komunikasi aktif dengan kalangan mahasiswa sebagai mitra strategis dalam menjaga stabilitas dan kemajuan kota.
“Kami pemerintah Kota Makassar akan hadir. Pertemuan seperti ini harus rutin, supaya kita bisa sama-sama menjaga kota ini tetap aman, kondusif, dan berkembang dengan baik,” ucapnya.
Munafri juga menyampaikan apresiasi terhadap sikap tegas para aktivis kampus yang menolak segala bentuk kekerasan dan tetap menjunjung nilai-nilai demokrasi.
“Yang paling penting adalah kita sama-sama menjaga Makassar tetap aman, demokratis, dan menjadikan setiap aspirasi mahasiswa sebagai masukan untuk pembangunan,” tandas Appi.
Pertemuan ini menjadi tonggak baru dalam mempererat hubungan antara pemerintah dan mahasiswa. Sebuah langkah strategis dalam membangun Makassar yang lebih terbuka, inklusif, dan berkeadaban.