CELEBESMEDIA.ID, Makassar - UMKM Abbulosibatang binaan Longwis Leganes berhasil mengolah limbah plastik menjadi barang bernilai ekonomi tinggi.

Salah satunya, kantong kresek bekas yang disulap menjadi tas cantik dan elegan.

Sekilas, tak ada yang menyangka jika tas buatan warga Longwis Leganes adalah sampah kresek.

Jahitan pinggir tas plastik buatan warga Leganes tampak rapi. Bentuk tas itu pun makin cantik dengan hiasan bunga dan rantai sebagai tali tas.

"Jadi ini sebetulnya kantong ini, kresek. Kita setrika lalu kita bentuk. hasilnya seperti ini," ucap pengelola UMKM Abbulo Sibatang Longwis Leganes Nur Hamdana kepada CELEBESMEDIA.ID, Rabu (14/12/2022).

Tas berbahan dasar kresek ini memiliki tampilan modis. Modelnya pun bervariasi dan tentu bisa dipakai dalam berbagai momen.

"Bisa dipakai kondangan, pergi jalan, ke mall sampai kegiatan apapun bisa. Karena tampilannya memang modiski. Cantik," ucapnya.

Tas-tas buatan tangan warga Leganes nyatanya tidak hanya diproduksi untuk kebutuhan pribadi. Tapi juga untuk diperjualbelikan.

Soal harga, warga menjualnya dikisaran Rp50 ribu hingga Rp100 ribu. Semakin mahal harga tas yang dijual, maka semakin rumit pula proses pembuatannya.

"Harganya mulai dari Rp50 ribu paling murah sampai ada yang Rp100 ribu. Itu tergantung kerumitan (pembuatannya)," katanya.

Pembuatannya sendiri diproses sesuai pesanan konsumen. Proses pembuatannya pun tidak begitu rumit. Pertama bahan dikumpulkan, lalu digunting sesuai pola yang diinginkan. 

"Kemudian, di setrika, dilapisi kain biar tidak meleleh. Sampai terbentuk seperti kulit jagung. Mengeras teksturnya dan sengaja permukaannya dibentuk seperti kulit jagung biar tampilan fisiknya lebih menarik. Terakhir kita jahit sesuai keinginan," ujarnya.

Ternyata, kreatifitas warga Longwis Leganes bukan hanya mampu mengolah kresek menjadi tas cantik, tapi mereka juga mampu mengolah limbah gelas plastik bekas minuman menjadi barang berharga.

Selain tas dari kresek, UMKM Abbulo Sibatang Longwis Leganws juga membuat bros dan memporduksi abon cabai.

Laporan : Darsil Yahya