Waspada Modus Penipuan Pengembalian Paket, Kenali Ciri-cirinya

Ilustrasi - (foto by freepik)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Belanja online atau e-commerce atau memang simpel dan praktis namun pembeli harus tetap waspada. Banyak modus penipuan yang bisa terjadi di dunia maya.

Salah satunya modusnya berkedok pengembalian atau penukaran paket yang belakangan marak terjadi kepada penggguna e-commerce.

Pelaku umumnya menghubungi pembeli melalui aplikasi pesan di luar platform e-commerce.

Pelaku akan mengaku sebagai penjual yang menginformasikan kesalahan pengiriman atau paket tertukar dan akan mengirimkan kurir untuk mengambil paket tersebut. Jika pembeli menyerahkan paket tersebut ke kurir, paket yang Anda pesan pun hilang. Pelaku yang mengaku sebagai penjual juga sudah tidak dapat dihibungi, demikian merangkum penjelasan salah satu platform e-commerce, dikutip dari Antara, Kamis (10/7).

Ciri-ciri penipuan berkedok pengembalian paket

Untuk membedakan penipuan bermodus pengembalian paket ini mudah saja. Pelaku akan menghubungi melalui pesan atau telepon diluar platform e-commerce.

Pengembalian paket yang resmi hanya dilakukan melalui platform e-commerce. Karena itu pembeli diminta tidak menanggapi pesan atau panggilan dari pihak yang mengaku sebagai penjual atau kurir di luar platform.

Jika menerima informasi semacam ini, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengonfirmasi langsung kepada penjual lewat fitur chat dalam aplikasi tiap paltform e-commerce.

Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika mencatat telah menerima lebih dari 572.000 aduan penipuan daring selama 2017 hingga awal 2024, dan sekitar 92 persen di antaranya berkaitan dengan transaksi jual-beli online.

Modus yang paling sering dilaporkan adalah penipuan oleh toko online fiktif, penagihan palsu berkedok bea cukai, dan penipuan berkedok sistem pembayaran seperti cash on delivery (COD) yang tidak pernah dipesan oleh korban.

Salah satu modus yang juga mencuat adalah penipuan berkedok kurir e-commerce. Dalam kasus ini, pelaku memanfaatkan nama besar platform belanja daring untuk meyakinkan korban, dengan mengaku sebagai pihak resmi yang akan menukar atau menarik kembali barang.