Tiga Titik Baru Makassar Creative Hub, Digarap Tahun 2026

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Pemerintah Kota Makassar terus memperluas jaringan Makassar Creative Hub (MCH) sebagai ruang inspiratif yang mendukung generasi muda mengembangkan kreativitas sekaligus menggerakkan ekonomi kreatif.

Kali ini, tiga lokasi baru telah dipilih sebagai titik pengembangan berikutnya, yakni di Kecamatan Rappocini, Tamalate, dan Biringkanayya.

Dara Nasution, Tim Ahli Pemkot Makassar, menyampaikan bahwa pemilihan lokasi dilakukan melalui survei dan kajian mendalam.

"Kemarin kita sudah survei dan diputuskan yang paling visible untuk dibangun itu adalah tiga titik ini," ujarnya usai mendampingi tim Kementerian Keuangan dalam diskusi pengembangan MCH, Rabu (17/9/2025).

MCH tidak hanya berfungsi sebagai pusat kreativitas, namun juga dirancang sebagai ekosistem pemberdayaan UMKM, seni, teknologi, dan budaya. Pemerintah Kota Makassar menargetkan Makassar menjadi pusat kreativitas yang diakui di wilayah Indonesia Timur.

Pemkot kini memasuki tahap perencanaan intensif, mulai dari penyusunan desain gedung hingga koordinasi lintas OPD agar pembangunan berjalan sesuai rencana.

"Anggaran sudah diketok, sekarang sudah di tahap perencanaan—mulai desain gedung, konsultan perencanaan, hingga koordinasi dengan OPD terkait,” terang Dara.

Setiap Makassar Creative Hub akan memenuhi standar minimal sesuai Peraturan Wali Kota yang tengah diharmonisasi dengan Kementerian Hukum dan HAM. Fasilitas utama yang disiapkan meliputi amfiteater, ruang kelas, studio podcast, ruang UMKM, serta toilet ramah disabilitas.

“Semua gedung harus memenuhi ceklis itu. Konsepnya inklusif, ramah difabel, dan bisa diakses masyarakat umum,” tambah Dara.

Uniknya, konsep MCH juga mengintegrasikan ruang terbuka hijau (RTH) di beberapa lokasi. Lahan luas di Tamalate dan Rappocini memungkinkan penambahan taman sebagai ruang publik yang mendukung aktivitas komunitas.

“Kita ingin satu lokasi bisa menghadirkan banyak visi sekaligus, bukan hanya gedung MCH tetapi juga taman dan RTH,” kata Dara.

Rancangan MCH disesuaikan dengan potensi wilayah masing-masing. Area pantai akan mengedepankan UMKM dan brand lokal, sedangkan Rappocini yang dekat kampus difokuskan pada teknologi dan inovasi.

“Konsultan perencanaan akan memetakan potensi sekitar agar setiap MCH punya karakteristik unik,” tambahnya.

Program ini ditargetkan selesai dalam lima tahun dengan 15 titik MCH di seluruh kecamatan. Tahun ini, tiga lokasi baru menyusul MCH Pantai Losari yang sudah beroperasi sejak pertengahan 2025.

Rencana tender proyek ditargetkan pada awal 2026, dengan pengerjaan sekitar empat bulan agar bisa diresmikan pada kuartal kedua atau ketiga.

“Kami ingin setiap tahun tiga hingga empat titik tuntas, sehingga pada tahun kelima masa jabatan Wali Kota seluruh 15 MCH selesai,” jelas Dara.

Ukuran dan desain gedung disesuaikan dengan kondisi lahan. Contohnya, di Biringkanayya yang hanya sekitar 600 meter persegi akan dibangun gedung dua lantai, sementara di Tamalate yang lebih luas akan dioptimalkan sesuai kebutuhan.

Keberhasilan MCH Pantai Losari menjadi bukti tingginya minat ruang kreatif di Makassar. Sejak beroperasi, amfiteater selalu penuh dengan kegiatan komunitas muda.

“Amfiteaternya full booking sejak Juni hingga November 2025 mendatang. Anak-anak muda Makassar sangat antusias. Mereka hanya butuh ruang gratis yang bisa menampung sekitar 100 orang, tanpa harus bayar seperti sewa hotel atau cafe,” terang Dara.

Pengelolaan MCH pun mengedepankan konsep sederhana berbasis komunitas. Pengguna cukup melakukan pemesanan dan menjaga kebersihan dengan membawa trash bag. Komunitas juga berperan aktif membuat konten dan menginformasikan kegiatan yang digelar.

“Ini intervensi low budget. Pemerintah hanya menyediakan ruang, sisanya digerakkan oleh komunitas. Antusiasme mereka benar-benar luar biasa,” pungkas Dara.