Kulit Terancam! Dokter Ingatkan Bahaya Cuaca Panas

Suhu udara di Makassar mencapai 33 hingga 35 derajat Celcius selama sepekan terakhir dan diprediksi berlangsung hingga akhir Oktober - (foto by Rifki)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar — Suhu udara yang menyengat belakangan ini mulai menimbulkan kekhawatiran, terutama terhadap kesehatan kulit. Di Kota Makassar, termometer rutin mencatat suhu maksimum harian antara 33 hingga 35 derajat Celcius, angka yang masih dalam kategori normal menurut BMKG, namun tetap berisiko.

Dokter spesialis kulit, Yusuf Ardian  menegaskan pentingnya kesadaran masyarakat akan dampak paparan sinar matahari yang kian ekstrem, terutama pada siang hari.

“Suhu yang tinggi menandakan intensitas sinar ultraviolet juga meningkat. Itu berarti potensi kerusakan kulit pun lebih besar. Karena itu, kita disarankan memakai pelindung sinar matahari,” ungkap dr Yusuf kepada Celebesmedia.id, Rabu (15/10/2025).

Menurutnya, meskipun sinar matahari di pagi hari—khususnya pukul 07.00 hingga 08.00—masih bermanfaat untuk aktivasi vitamin D, paparan antara pukul 10.00 sampai 14.00 siang bisa berdampak sebaliknya.

“Pada jam-jam tersebut, pancaran sinarnya sudah bisa dikatakan membahayakan bagi sebagian besar kulit. Efeknya mulai dari penuaan dini, flek, hingga potensi kanker kulit,” ujarnya.

Tak hanya soal UV, dr Yusuf juga menjelaskan bahwa suhu tinggi dapat menyebabkan dehidrasi kulit. Air yang terkandung di lapisan epidermis akan lebih cepat menguap, membuat kulit terasa kering, perih, bahkan mudah mengalami iritasi.

“Suhu panas juga bisa memperparah kondisi kulit berjerawat, karena kelenjar minyak menjadi lebih aktif dan produksi sebum meningkat drastis,” jelasnya.

Untuk itu, ia mengimbau masyarakat agar tidak abai menggunakan sunscreen, khususnya yang memiliki SPF minimal 30 dan PA+++, agar perlindungan terhadap sinar UVA dan UVB lebih optimal.

“Gunakan sunscreen sesuai jenis kulit, dan ulangi pemakaiannya setiap dua sampai tiga jam. Banyak yang lupa, padahal efektivitasnya menurun seiring waktu,” jelas dr Yusuf.

Selain sunscreen, perlindungan tambahan juga sangat disarankan, termasuk penggunaan payung, topi lebar, masker kain, hingga kacamata hitam. Benda-benda ini bukan hanya aksesori, tapi juga pelindung dari bahaya radiasi sinar matahari.

“Kita tidak perlu malu menggunakan payung di bawah terik matahari, karena bukan hanya melindungi dari hujan tapi juga dari sinar UV,” kata dr Yusuf menegaskan.

Berdasarkan prediksi BMKG Sulsel IV, wilayah Makassar diperkirakan baru memasuki musim hujan pada akhir Oktober 2025. Artinya, masyarakat masih harus bersiap menghadapi cuaca panas selama beberapa pekan ke depan.

Sebagai langkah preventif, masyarakat disarankan cukup minum air putih, menggunakan pelembap, dan menghindari aktivitas luar ruangan di jam terpanas demi menjaga kesehatan kulit dan tubuh secara keseluruhan.

Laporan: Rifki