Ulat di MBG, Kadisdik Makassar: Evaluasi Libatkan Dapur dan Sekolah

SPPG Maricayya - (foto by Rifki)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Makassar menegaskan akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap Program Makan Bergizi Gratis (MBG) setelah ditemukannya ulat dalam menu makanan di SDN Maricayya 2. 

Selain SD Maricayya kasus serupa juga pernah terjadi sebelumnya. Pada 1 Oktober, siswa MAN 3 Makassar juga menemukan ulat di sayur pada menu MBG

Kasus ini menjadi perhatian serius pemerintah kota, terutama karena menyangkut konsumsi langsung oleh siswa.

Kepala Dinas Pendidikan Makassar, Achi Soleman, menyatakan pihaknya telah menerima laporan terkait temuan tersebut dan segera melakukan koordinasi lintas sektor. Menurutnya, evaluasi akan melibatkan dapur penyedia makanan MBG serta pihak sekolah sebagai penerima manfaat.

“Terkait laporan penemuan ulat di nampan MBG SDN Maricayya 2 itu harus melalui proses. Laporannya tetap ada, tetap kami perhatikan karena memang penerima sasaran manfaat ini adalah siswa di sekolah. Tentunya ini menjadi perhatian untuk kami untuk diadakan evaluasi berikutnya,” jelas Achi saat ditemui di Balaikota, Senin sore (13/10).

Achi menambahkan, proses distribusi makanan di sekolah memerlukan ketelitian dari semua pihak, terutama dapur penyedia dan sekolah. Ia menekankan pentingnya kerja sama dalam memastikan makanan yang diberikan ke peserta didik aman dan layak konsumsi.

“Memang butuh proses yang teliti dalam hal ini sebelum distribusi ke siswa-siswa. Baik dari dapur MBG-nya sendiri maupun kami sebagai penerima manfaat di sekolah memang harus bekerjasama sebelum didistribusikan ke siswa,” lanjutnya.

Menurut Achi, konfirmasi awal atas laporan tersebut sudah diterima, namun penentuan kelayakan makanan dilakukan langsung oleh tim dapur MBG. Evaluasi ini akan menjadi bagian dari penguatan sistem keamanan pangan dalam program MBG ke depannya.

“Konfirmasinya pastinya ada. Hanya untuk proses layak atau tidaknya itu kan langsung melalui proses di MBG-nya,” terangnya.

Sebelumnya Pejabat Fungsional Sanitarian Ahli Madya Dinas Kesehatan Makassar, Sulha Kuba, menekankan pentingnya semua dapur penyedia MBG memiliki Sertifikat Laik Higiene dan Sanitasi (SLHS) dan Sertifikat Penjamah Makanan. Sertifikasi ini menjadi indikator kelayakan dan keamanan dalam proses penyajian makanan untuk anak sekolah.

“SLHS itu penting karena membuktikan dapur SPPG layak secara higienitas. Tapi tidak cukup sampai di situ, penjamah makanannya juga wajib bersertifikat, supaya mereka tahu bagaimana mengelola makanan yang aman,” ujar Sulha saat diwawancarai, Rabu (8/10).

“Dalam penertiban SLHS memang harus diambil sampelnya dulu untuk diuji di laboratorium, apakah produksi makanan memenuhi syarat atau tidak. Makanya setiap dapur MBG atau SPPG harus memiliki penjamah yang bersertifikat, artinya sudah mengikuti pelatihan atau sosialisasi hygiene sanitasi,” tambahnya.

Hingga saat ini, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah berjalan di 45 Satuan Pendidikan Penyelenggara Gizi (SPPG) aktif di Kota Makassar. Program ini menjangkau sebanyak 138.636 penerima manfaat, terdiri dari 136.645 siswa dan 1.991 non-siswa di sekolah-sekolah negeri.

Insiden di SDN Maricayya 2 ini menjadi alarm penting bagi pengelola MBG untuk lebih memperketat kontrol kualitas. Pemkot Makassar berkomitmen memperbaiki sistem dan menjamin program berjalan sesuai standar keamanan pangan.

Laporan: Rifki