Update Bencana Sumatra: 1.112 Korban Jiwa, 734 Jembatan Rusak
Jembatan lintas jalur nasional putus diterjang banjir bandang di Desa Manyang Cut, Kecamatan Meureudu, Kabupaten Pidie, Aceh - (foto by Antara/Ampelsa)
CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Jumlah korban jiwa akibat bencana banjir dan tanah longsor di Aceh, Sumatra Barat dan Sumatra Utara terus mengalami peningkatan. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat hingga Selasa (23/12) malam, total korban meninggal dunia telah mencapai 1.112 orang, seiring berlanjutnya proses evakuasi dan pendataan di daerah terdampak.
Berdasarkan laporan resmi yang dirilis melalui laman bnpb.go.id, bencana tersebut melanda wilayah Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara, dengan dampak menyebar di 52 kabupaten dan kota Selain korban meninggal, sekitar 7.000 warga dilaporkan mengalami luka-luka, sementara 176 orang masih dinyatakan hilang dan terus dalam upaya pencarian.
Tim gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, Basarnas, relawan, serta pemerintah daerah masih bekerja tanpa henti untuk mengevakuasi korban. Namun, proses pencarian dihadapkan pada berbagai hambatan, seperti akses jalan terputus, cuaca ekstrem, serta kondisi medan yang berat, terutama di kawasan perbukitan dan wilayah pedalaman.
Dampak bencana tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tetapi juga menyebabkan kerusakan besar pada permukiman dan infrastruktur publik. BNPB mencatat sebanyak 158.096 unit rumah mengalami kerusakan dengan kategori ringan hingga berat. Selain itu, 1.900 fasilitas umum dilaporkan rusak, termasuk 200 fasilitas kesehatan dan 875 fasilitas pendidikan dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi.
Kerusakan juga terjadi pada sektor keagamaan dan pemerintahan. Sebanyak 806 rumah ibadah serta 291 gedung perkantoran tercatat mengalami kerusakan akibat bencana tersebut.
Sektor transportasi menjadi salah satu yang paling terdampak parah. BNPB melaporkan 734 jembatan rusak, mengakibatkan terputusnya akses antarwilayah dan menghambat distribusi bantuan logistik serta evakuasi korban.
BNPB menegaskan bahwa seluruh data yang dirilis saat ini masih bersifat sementara. Proses pendataan akan terus diperbarui seiring dengan upaya menjangkau wilayah-wilayah yang masih terisolasi akibat kerusakan infrastruktur dan kondisi alam yang belum sepenuhnya stabil.
