Menkeu Yakin Pertumbuhan Ekonomi Tembus 5,5 Persen

CELEBESMEDIA.ID, Makassar — Pemerintah kembali menunjukkan keyakinan terhadap arah pemulihan ekonomi nasional. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia di akhir tahun 2025 berpotensi mencapai 5,5 persen, ditopang oleh geliat konsumsi masyarakat dan sektor properti yang diprediksi akan tumbuh pesat.
“Kalau saya pikir sih hampir across the board, yang jelas belanja masyarakat akan naik kencang, dan nanti properti akan tumbuh bagus,” ujar Purbaya di Kompleks Istana Kepresidenan RI, Jakarta, dikutip Antara, Rabu (1/10/2025).
Purbaya menyampaikan bahwa tren positif ini bukan sekadar harapan, melainkan bagian dari strategi makro yang tengah digencarkan pemerintah, salah satunya melalui optimalisasi dana pemerintah yang ditempatkan di sektor perbankan.
Langkah konkret yang diambil adalah penempatan dana sebesar Rp200 triliun dari Bank Indonesia ke lima bank milik negara, Bank Mandiri, BRI, BNI, BTN, dan BSI. Dana tersebut diharapkan menjadi bahan bakar baru untuk mendorong kredit sektor produktif, terutama properti.
“Saya pikir nanti pelan-pelan akan masuk ke sektor properti, di mana ketika orang pinjam kan jaminannya clear. Ini belum ke sana, saya pikir nggak lama lagi akan ke sana,” jelas Purbaya.
Ia menilai sektor properti memiliki potensi multiplier effect yang tinggi. Ketika perbankan mulai mengucurkan pembiayaan ke sektor ini, permintaan bahan bangunan seperti semen, serta konsumsi sektor riil lainnya seperti makanan dan minuman, akan ikut terkerek.
Purbaya juga menekankan bahwa pertumbuhan tidak hanya akan bersifat sektoral, melainkan merata di berbagai lini ekonomi. Kebijakan yang dibangun pemerintah bertujuan menciptakan kondisi optimal agar pelaku usaha dapat berkembang secara organik.
“Jadi harusnya sih across the board yang mengalami pertumbuhan lebih cepat. Ini kan yang kita masukin ke sistem. Nggak dipilih-pilih kan. Perbankan yang milih, dan sistem yang milih sendiri. Jadi, saya nggak sepintar pelaku-pelaku ekonomi di sana untuk menentukan yang paling pas buat mereka,” ungkapnya.
Fokus utama pemerintah adalah menciptakan ekosistem ekonomi yang fleksibel, di mana sektor swasta dapat menentukan arah ekspansi sesuai kebutuhan masing-masing.
Senada dengan pernyataan Menkeu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto turut mengungkapkan optimismenya. Ia menjelaskan bahwa selain konsumsi, belanja pemerintah dan masuknya investasi menjadi penggerak utama ekonomi dalam beberapa kuartal ke depan.
“Pertama, kita melihat belanja pemerintah akan positif. Jadi itu juga baik. Kedua, kita juga monitor investasi terus masuk sesuai dengan perencanaan. Ketiga, stimulus yang dilepaskan di kuartal IV ini itu nilainya mendekati 2 miliar dolar AS. Jadi, sekitar Rp30 triliun, tentu akan sangat membantu,” papar Airlangga dalam kesempatan yang sama.
Kombinasi antara stimulus fiskal, pembiayaan perbankan, dan peningkatan daya beli masyarakat menjadi motor utama pendorong predikat positif pertumbuhan ekonomi pada 2025.
Target pertumbuhan 5,5 persen bukan hal yang mustahil, namun butuh konsistensi kebijakan, distribusi kredit yang tepat sasaran, serta respon cepat dari sektor swasta. Properti memang menjadi sektor strategis, namun keberhasilannya bergantung pada eksekusi lapangan, termasuk kepastian hukum dan kemudahan izin.
Jika perbankan mampu menyalurkan kredit secara efisien dan masyarakat tetap menjaga daya beli, maka predikat pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen akan menjadi kenyataan, bukan sekadar wacana.
Sumber: Antara