Viral Ulat di Menu MBG, Dapur SPPG Maricayya Tetap Beroperasi

Dapur BGN SPPG Maricayya Jalan Rusa Makassar - (foto by Rifki)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar – Meski temuan ulat dalam makanan bergizi gratis (MBG) di SDN Maricayya II menghebohkan publik, suasana di Dapur BGN SPPG Maricayya yang menjadi penyedia menu tersebut terlihat berjalan seperti biasa. Tak ada tanda-tanda penghentian aktivitas ataupun perubahan drastis dalam operasional dapur.

Pantauan langsung CelebesMedia.id, Senin siang (6/10), para pekerja lalu-lalang para di dapur BGN Jalan Rusa No. 33-35, Kecamatan Maricayya. Mereka tetap sibuk menyiapkan dan mengantar ribuan porsi makanan ke sekolah-sekolah penerima manfaat MBG.

“Di sini setiap hari kami siapkan sekitar tiga ribu lima ratus porsi. Sekolah yang kami layani ada sebelas, termasuk SDN Maricayya II,” ujar salah seorang pekerja dapur saat ditemui di lokasi.

Dapur yang hanya berjarak kurang dari satu kilometer dari sekolah tersebut menempati bekas bangunan kedai kopi, yang kini difungsikan sebagai ruang produksi makanan. Di dalamnya, terlihat area terpisah untuk memasak, mengemas, hingga menyimpan bahan baku makanan.

Beberapa pekerja mengangkat kontainer makanan, sementara yang lain tampak memantau proses pengemasan.

Meskipun video viral soal temuan ulat dalam makanan siswa kelas V SDN Maricayya II sempat memicu perhatian publik, tidak tampak adanya perlambatan kegiatan di dapur BGN. Proses masak dan distribusi tetap dilakukan untuk melayani 11 sekolah di sekitar wilayah Maricayya.

Hingga berita ini diterbitkan, Ketua SPPG Maricayya, Alim, belum memberikan keterangan.

Sebelumnya, kejadian temuan ulat terjadi pada Kamis (2/10) dan viral keesokan harinya. Menu saat itu berisi ikan filet dan brokoli, dan menurut hasil penelusuran internal sekolah, hanya satu porsi dari satu kelas yang ditemukan mengandung ulat.

“Kalau saya konfirmasi ke guru-guru lain, tidak ada yang mendapatkan seperti itu. Hanya satu di kelas itu saja, satu nampan,” terang Sri Wahyuni, Plt Kepala UPT SPF SDN Maricayya II, Senin (6/10).

Ia menambahkan, setelah temuan tersebut, guru langsung mengganti makanan siswa yang terdampak dan menyampaikan laporan ke pihak dapur untuk dievaluasi.

Sementara Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Makassar, Achi Soelaiman, memberikan penegasan bahwa kontrol kualitas makanan seharusnya dilakukan secara menyeluruh oleh penyedia maupun sekolah sebelum makanan dibagikan ke siswa.

“Memang perlu antisipasi dini. Dalam hal ini SPPG dan pihak sekolah juga harus mengecek sebelum distribusi. Melihat, mencium, dan menginformasikan kepada siswa jika ada makanan yang tidak layak dikonsumsi,” ujar Achi.

Ia juga mendorong adanya edukasi kepada siswa, agar mereka bisa mengenali makanan yang tidak layak konsumsi dengan melihat tampilan, mencium aroma, hingga memeriksa tekstur.

“Ini juga yang harus diketahui oleh siswa, agar mereka peka terhadap makanan yang mungkin tidak layak. Kalau ada belatung atau tekstur aneh, itu tidak boleh dikonsumsi,” tambahnya.

Disdik menyatakan akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan Satgas MBG untuk mengevaluasi mekanisme kontrol dapur dan mungkin melakukan penyesuaian bahan baku, terutama sayur-sayuran yang rentan seperti brokoli.

Laporan: Rifki